Cuaca Buruk, Pelayanan di Pelabuhan Bakauheni Terhambat
BMKG: Curah Hujan dan Intensitas Lebat Masih Terjadi Hingga 5 Hari Kedepan
BAKAUHENI - Cuaca buruk yang melanda perairan Selatan Sudah rupanya berdampak buruk bagi aktivitas pelayaran. Kondisi ini terlihat di Pelabuhan Bakauheni, Rabu (19/12). Pantauan Radar Lamsel, terdapat puluhan kendaraan memadati hampir di tiap dermaga di Pelabuhan Bakauheni. Kondisi ini pun membuat antrean cukup mengular di dermaga 1, 2, 3, 5, 6, dan 7. Gangguan aktivitas pelayanan di pelabuhan paling sibuk di Sumatera ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang mengakibatkan kapal sulit bersandar di dermaga. Petugas di lapangan yang mengatur kendaraan pun terlihat cukup sibuk. Guyuran hujan yang lumayan deras membuat mereka sedikit kerepotan dalam mengatur kendaraan yang keluar masuk kapal. Setelah hujan reda, pelayanan kembali berjalan normal. Kendaraan yang sebelumnya mengantre di dermaga menjadi sedikit berkurang. Dikonfirmasi mengenai antrean kendaraan di dermaga akibat cuaca yang buruk, Humas PT. ASDP Bakauheni Syaifullahil Maslul mengatakan, bahwa cuaca yang buruk memang mempengaruhi aktivitas kapal. Tetapi tidak dengan pelayanan. “Kalau pelayanan tetap berjalan normal. Tapi kan sekarang sudah normal, kendaraan sudah masuk ke kapal,” katanya kepada Radar Lamsel. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung telah memonitoring dan menganalisis curah hujan yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Lampung telah diguyur hujan. Kepala BMKG Maritim Lampung, Sugiono, S.T.,M.Kom, mengatakan kondisi cuaca yang sedang terjadi saat ini didasarkan oleh analisis dinamika atmosfer. Sugiyono mengatakan kondisi itu meningkatkan kekuatan massa udara dari Asia dan Australia, yang mempengaruhi pembentukan daerah tekanan rendah dan pola-pola sirkulasi di sekitar wilayah Indonesia yang berdampak sampai wilayah Lampung. Selain itu, lanjut dia, aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik dan Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Sumatera hingga Jawa juga turut mendukung pertumbuhan awan hujan. Menurut dia, kondisi seperti itu dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir, serta angin kencang di sekitar di wilayah Lampung secara umum. “Sedangkan potensi gelombang tinggi bisa mencapai 2,5 hingga 4.0 meter. Kondisi ini diperkirakan terjadi di Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan,” katanya. Tinggi gelombang juga diiringi dengan peningkatan kecepatan angin yang mencapai dua kali lipat dari kecepatan angin yang paling tinggi sebelumnya. Ketika cuaca normal kecepatan angin paling tinggi mencapai 10 – 15 knots. Saat ini, kecepatan angin telah mencapai 25 knots. “Terendah rata-rata sampai 3 knots, kalau normal tertinggi mencapai 15 knots. Sekarang rata-rata 2 - 25 knots. Artinya, kecepatan angin saat ini meningkat dua kali lipat dari sebelumnya,” ucapnya. Lebih jauh, Sugiyono menerangkan kondisi yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir ini diklaim telah menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor dan puting beliung. BMKG, kata Sugiyono, meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja. “Kami menginformasikan bahwa dalam 5 hari ke depan, terutama pada akhir pekan ini. Berdasarkan pantauan dan analisis telah menunjukkan curah hujan dengan intensitas lebat masih berpeluang terjadi. Ini bisa berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung,” katanya. (rnd)Sumber: