Pemkab Lamsel Gelar Do’a dan Dzikir untuk Negeri
KALIANDA - Bencana tsunami yang menerjang wilayah pesisir Kabupaten Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) lalu banyak membuat kerusakan. Banyak juga yang menimbulkan tangisan karena ratusan korban meninggal dunia dan ribuan korban luka-luka. Tsunami yang terjadi sepekan lalu memang mengubah wajah wilayah pesisir Rajabasa. Hal itu sekaligus mengubah suasana tahun baru di wajah Kabupaten Lampung Selatan, Senin (31/12/2018) malam. Tepatnya pada pergantian malam tahun baru, pihak swasta dan pemerintah di kabupaten ini menggelar doa dan dzikir bersama sebagai bentuk empati dan simpati kepada ribuan korban tsunami. Pemkab Lamsel menggelar pengajian akbar dan doa akhir tahun untuk negeri bersama Ketua DPRD Kabupaten Lamsel Hendry Rosyadi, Ketua TP PKK Lamsel Winarni serta pejabat utama Pemkab Lamsel, ulama, tokoh agama dan masyarakat dan ratusan pengungsi asal Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku di posko Tenis Indoor Kalianda. Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto mengatakan, di malam penghujung akhir tahun 2018 harus menjadi momentum bagi Pemkab Lamsel dan seluruh masyarakat untuk bermuhasabah. Nanang juga mengajak semua pihak untuk mengintrospeksi diri. “Mari kita introspeksi diri dan berdoa bersama. Mudah-mudahan musibah yang kita alami di tahun ini tidak terjadi lagi di tahun-tahun yang akan datang,” ucap Nanang yang diamini seluruh masyarakat yang hadir. Pada kesempatan itu, Nanang meminta semua peristiwa dan musibah yang telah terlewati pada 2018 dapat dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya. Nanang juga mengimbau masyarakat dan umat beragama di Kabupaten Lamsel tetap menjaga dan memelihara kebersamaan dan kerukunan dalam menyambut tahun baru 2019. “Malam ini adalah malam yang indah untuk kita kenang. Dan kita semua patut bersyukur karena masih diberi kesehatan oleh Allah SWT. Semoga semua ini bisa mempererat kebersamaan dan rasa persatuan kita,” katanya. Pemerintah Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan mengeluarkan surat edaran mengenai larangan merayakan tahun baru, Sabtu (29/12/2018). Dalam isi surat nomor: 510/774/XII.06.02/XII/2018 ini, pemerintah desa meminta masyarakat setempat tidak menyalakan petasan atau kembang api pada malam tahun baru 2019. Kemudian, masyarakat juga diminta tidak melakukan konvoi kendaraan. Serta tidak merayakan malam tahun baru dengan kegiatan hura-hura atau hiburan lain semacamnya. Dalam surat itu, Pemerintah Desa Kekiling ikut meminta masyarakat melaksanakan shalat berjamaah dan mengadakan istiqomah, dzikir dan do\'a. Kepala Desa Kekiling, Idham Husni, mengatakan dikeluarkannya surat larangan itu sebagai wujud solidaritas dan simpati kepada korban Tsunami di Lampung Selatan. “Ini sebagai bentuk simpati kami kepada seluruh korban yang terkena bencana tsunami,” katanya. Sementara ditempat terpisah, Managemen Grand Elty Krakatoa juga menggelar doa dan dzikir bersama pada Senin (31/12/2018) sore. Acara keagamaan ini dihadiri oleh masyarakat Desa Merak Belantung dan Desa Gunung Terang, pejabat Pemkab Lamsel, DPRD Lamsel, Polres Lamsel, Kodim 0421/LS, dan Kejaksaan Negeri Kalianda. Acara keagamaan yang bertema \"Untuk Negeri\" ini berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya, di mana Managemen Grand Elty selalu mengadakan acara gala dinner ketika menyambut malam tahun baru. Tetapi tahun ini Managemen Grand Elty mengubahnya menjadi acara seremoni doa dan dzikir bersama. Acara ini memiliki tujuan meminta pertolongan kepada tuhan yang maha kuasa agar dijauhkan dari segala mara bahaya. General Manager Grand Elty Krakatoa, Dwi Prasetyo, mengatakan pihaknya terus berusaha melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Salah satunya, upaya itu dilakukan melalui acara doa bersama masyarakat. “Ya, sebelumnya pada malam tahun baru kita biasanya mengadakan acara gala dinner. Tetapi tahun ini tidak kami lakukan karena saudara-saudara kita sedang tertimpa bencana,” katanya. Ketua CSR Grand Elty Krakatoa, Andi Aziz, menambahkan Managemen Grand Elty melalui program CSR-nya menggelar acara doa dan dzikir bersama sebagai bentuk rasa empati dan simpati terhadap korban bencana tsunami di Lampung Selatan. “Mudah-mudahan perkumpulan kita di sini mendapat berkah dari Allah SWT. Kita turut berbela sungkawa, semoga yang meninggal dunia menjadi ahli surga. Untuk yang selamat, semoga diberi kekuatan dalam ujian ini,” ucapnya. Plt. Bupati Lamsel, Nanang Ermanto yang diwakili oleh Staf Ahli Ekobang dan Kemasyarakatan Lamsel, Syahlani mengajak masyarakat mendoakan kabupaten yang berjuluk bumi Khagom Mufakat. “Kita sama-sama berdoa agar Kabupaten Lampung Selatan diberi keselamatan dan kekuatan menghadapi ujian ini,” ucapnya. Grand Elty juga terkena dampak tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) pekan lalu. Pasca kejadian, Managemen Grand Elty sempat menutup pelayanan hotel untuk menghormati para korban yang meninggal dunia karena bencana itu. Selain pejabat Pemkab Lamsel, acara ini juga dihadiri perwakilan Polres Lamsel, Kodim 0421/LS, Kejaksaan Negeri Kalianda, aparatur dan masyarakat Desa Merak Belantung. (rnd)
Sumber: