Pencarian Nelayan Hilang Dihentikan

Pencarian Nelayan Hilang Dihentikan

SAR Lampung Lanjutkan ke Proses Pemantauan

KALIANDA – Pihak Kantor SAR Lampung resmi menghentikan proses pencarian korban tsunami yang hilang, Kamis (3/1). Penghentian tersebut berdasarkan hasil evaluasi dan analisa yang telah dilakukan oleh instansi yang bertugas mencari orang hilang saat terjadi musibah ini. Kepala Kantor SAR Lampung, Jumaril, S.E.,M.M mengatakan, meski pencarian dihentikan, pihaknya akan tetap melakukan proses pemantauan tanpa batas waktu. Artinya, tim SAR yang siaga di Pelabuhan Bakauheni akan terus memantau apabila ada indikasi baru mengenai posisi atau keberadaan korban. “Tidak ada batasnya. Jika ada indikasi baru atau titik terang soal korban, mereka (tim) akan bergerak untuk melakukan evakuasi di titik penemuan yang terindikasi ada korban,” kata Jumaril saat dihubungi Radar Lamsel, Kamis (3/1). Menurut Jumaril, proses pencarian memang sengaja dihentikan. Unsur yang terlibat seperti Lanal (Pangkalan Angkatan Laut), Brigif Marinir, Polair, dan ACT yang mendukung SAR mencari korban hilang sudah melakukan upaya yang maksimal. Tetapi pencarian korban masih nihil. “Untuk pengerahan unsur, kita nilai sudah cukup maksimal. Tetapi, untuk misi lanjutan mereka tetap lanjut, seperti pembersihan, kesehatan, dan lain-lain,” katanya. Sebelumnya, SAR Lampung telah menambah waktu pencarian korban hilang yang dimulai pada 1 – 3 Januari. Pencarian itu dilakukan karena KRI Rigel menemukan seorang nelayan di Pulau Panjang, yang berada di kawasan Gunung Anak Krakatau, pada Minggu (31/12/2018) lalu. “Perpanjang 3 hari pertama sudah berakhir. Namun karena pertimbangan adanya korban selamat yang dievakuasi KRI Rigewl, pencarian kita perpanjang lagi sampai 3 Januari,” katanya. Sampai saat ini, SAR Lampung mencatat masih ada 6 nelayan yang masih hilang . Mereka adalah Saman (23), Rohani (60), Emad (50), Hasim (50), Asmara (50), dan Syahri (27). Semuanya merupakan warga Kecamatan Rajabasa. (rnd)

Sumber: