Petani Pulau Tengah Berharap AUTP Segera Dicairkan

Petani Pulau Tengah Berharap AUTP Segera Dicairkan

PALAS – Petani Desa Pulau Tengah, Kecamatan Palas mengharapkan klaim Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP) yang disebabkan penyakit Blas segara dicairkan.           Diketahui, serangan penyakit Blas yang terjadi pada pertengahan Desember lalu mengakibatkan sekitar 20 hektar tanaman padi milik petani setempat mengalami gagal penen dan merugi.           Kepala Desa Pulau Tengah Suyono mengatakan, pengusulan klaim asuransi AUTP yang diajukan sejak satu bulan lalu hingga kini belum di cairkan.           “Belum tahu kapan dicairkannya, Mas. Padahal lahan sudah dipantau oleh PPOT juga pemberkasannya pengajuan asuransinya sudah selesai,” kata Suyono kepada Radar Lamsel, Rabu (16/1).           Suyono menerangkan, akibat penyakit Blas yang disebabkan jamur Pyricularia Gracia itu setidaknya mengakibatkan 17 petani di desanya mengalami gagal panen atau puso.           “Akibat Blas, rata-rata kerusakan mencapai 50 persen keatas. Termasuk padi milik saya juga mengalami gagal panen,” sambungnya.           Hal senada juga diungkapkan oleh Dasimin (48). Akibat serangan Blas tersebut ia mengalami kerugian Rp 6 juta. Ia juga sangat menyayangkan pencairnya begitu lama, karena petani membutuhkan modal untuk musim tanam rendeng saat ini.           “Sudah sebulan nunggu, tapi belum cair. Harapan kami bisa segera dicairkan karena kami saat ini membutuhkan modal untuk tanam rendeng” paparnya.           Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Pulau Tengah Dwi Ratna Wati mengatakan, kerusakan tanaman padi yang disebabkan penyakit Blas telah diajukan kalim asuransi kepada PT. Jasindo.           “Semua pemberkasan sudah selesai dan sudah diajukan ke PT. Jasindo. Namun kami belum tahu kapan pencairannya akan direalisasikan,” terangngya.           Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecaman Palas Agus Santosa menerangkan, semua lahan yang mengalami puso yang disebabkan serangan penyakit Blas tersebut telah diajukan klaim AUTP kepada PT. Jasindo. “Ada 20 hektar yang mengalami puso dan sudah diajukan klaim asuransi. Kami juga mengharapkan petani bisa menungggu, karena keputusun pencairannya ada di pihak Jasindo,” pungkasnya. (vid)

Sumber: