Terjangan Tsunami Rugikan Lamsel Rp 202 M

Terjangan Tsunami Rugikan Lamsel Rp 202 M

KALIANDA  - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengemukakan kerugian sementara yang diderita kabupaten ini pasca terjangan tsunami Selat Sunda. Total sementara kerugian mencapai Rp 202 miliar. Angka yang cukup prestisius itu belum final. Sebab, rincian sebenarnya diprediksi masih akan bertambah karena nominal itu baru muncul dari data kerusakan infrastruktur publik, hunian masyarakat serta mata pencaharian warga dibilangan pesisir Lampung Selatan. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Selatan Wahidin Amin memaparkan, hasil penghitungan sementara total kerugian dampak dari tsunami selat Sunda mencapai Rp 202 miliar meliputi kerusakan sarana publik dan pemukiman. “Kami terus melakukan update data, saat ini kerugian berdasar hasil pendataan dilapangan mencapai Rp 202 miliar. Ini sifatnya masih sementara bisa saja jumlahnya bertambah,” kata Wahidin usai rapat koordinasi di Aula Krakatau Setdakab Lamsel, Rabu (16/1). Wahidin melanjutkan, rincian dari total kerugian tersebut yakni infrastruktur publik mencapai Rp 100 miliar. Sementara Rp 102 miliar merupakan hasil pendataan kerusakan dari sektor pemukiman dan usaha masyarakat. “ Kita merugi Rp 202 M, rinciannya Rp 100 M dari kerusakan fasilitas publik seperti infrastuktur, sekolah dan sebagainya. Ditambah lagi dari sisi kerugian yang diderita warga yang kehilangan hunian dan mata pencaharian mencapai Rp 102 M,” sebut dia. Kerugian inilah, kata Wahidin, yang nantinya akan menjadi dasar untuk membuat rencana rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana tsunami. Rencana rekonstruksi dan rehabilitasi ini bakal segera diajukan ke pemerintah pusat. “Segera akan kita susun rencana rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana untuk diserahkan kepada pemerintah pusat,” ujar Wahidin. Terkait rekonstruksi dan rehabilitasi, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Lamsel Ir. Fredy SM. MM., menyatakan akan segera melakukan percepatan penanganan bencana ke tahap itu setelah masa tanggap darurat. “ Setelah tanggap darurat kita akan mulai masuk ke tahap selanjutnya yakni tahapan rekonstruksi dan rehabilitasi. Saya minta kepada jajaran untuk menghitung secara akurat. Harus jelas jangan sampai anggaran yang kita anggarkan tak tepat sasaran,” imbuhnya. Salah satu sektor yang merasakan betul dampak bencana tsunami adalah sektor pariwisata. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamsel mencatat tak kurang dari 12 objek wisata bahari di Kalianda dan Rajabasa terdampak tsunami. Kepala Disparbud Lamsel Yuda Sukmarina memperkirakan kerugian dari sektor wisata mencapai Rp 8 miliar. Ia pun menjelaskan pihaknya tengah melakukan tiga pendekatan untuk membangkitkan kembali sektor ini. “ Kalau perkiraan total kerugian tembus diangka Rp 8 M, kami sudah komitmen bersama pusat untuk membangkitkan lagi pariwisata pasca tsunami dengan tiga pendekatan yakni terkait kelembagaan sumberdaya manuasia (Sdm), meningkatkan promosi serta pembenahan destinasi wisata yang terdampak,” terangnya. (ver)

Sumber: