Akademisi: Perekonomian Harus Segera Dibenahi
KALIANDA – Mata pencaharian korban tsunami Selat Sunda belum move on. Akademisi menilai untuk menormalkan perekonomian, Pemkab Lamsel harus membidik sektor mana yang apabila dibenahi dapat memberikan efek domino secara signifikan. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Kalianda, Zulfahmi Sengaji SE. MM., angkat bicara terkait situasi pasca tsunami melanda kabupaten ini. “ Setelah terjangan tsunami praktis, perekonomian Lamsel terdampak. Tidak hanya para korban yang kehilangan mata pencahariannya saja yang merasakan imbasnya namun dilihat secara menyeluruh perekonomian Lamsel ikut terdampak,” kata Zulfahmi kepada Radar Lamsel di STIE Kalianda, Kamis (17/1). Jebolan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini mendorong Pemkab Lamsel mesti punya skema yang matang untuk membangkitkan kembali gairah perekonomian bagi korban tsunami. “ Kita harus punya skema yang matang. Skala prioritas yang mendasar. Sisi mana yang mesti diutamakan, kalau yang signifikan dari sektor tangkapan ikan misalnya tentu yang diperlukan peralatan misalnya. Maka itu dulu yang dibangkitkan,” ujarnya. Ia juga me-warning pemerintah kabupaten ini untuk tidak berlama-lama menaruh pengungsi dalam zona aman yang tak nyaman. Artinya kata dia, kalau para korban itu terlalu lama tidak segera berkegiatan ekonomi maka itu cenderung menjerumuskan mereka pada kegalauan. “ Saat ini memang mereka diamankan dengan diungsikan ke wisma atlet. Tetapi dari segi psikisnya mereka sejatinya ingin segera bekerja, yang nelayan melaut, yang petani berkebun dan sebagainya. Tetapi masalahnya hunian tidak ada dan mata pencaharian juga lumpuh total,” ucap Zulfahmi. Karenanya, Ketua SAR Mapala Muhammadiyah ini mengatakan Pemkab jangan terlalu birokratis sehingga penyelesaian pasca tsunami tidak terkesan lambat. “ Utamakan skala prioritas, bangkitkan sektor mana yang harus dibangkitkan dan memberi efek domino. Jangan terlalu birokratis sehingga sebulan pasca tsunami pun validasi kerugian misalnya masih bersifat sementara,” terangnya. Masih kata Zulfahmi, opsi-opsi membangkitkan perekonomian sejatinya dapat dilihat dari laporan kerusakan yang masuk ke dinas terkait. Dari sana bisa dilihat sektor mana yang tadinya menjadi perputaran ekonomi namun saat ini lumpuh. “ Kalau soal teknis itu urusan Pemkab, bisa saja para korban diberi pinjaman Bank misalnya. Agar perekonomian mereka hidup kembali. Begitu,” tandasnya. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengemukakan kerugian sementara yang diderita kabupaten ini pasca terjangan tsunami Selat Sunda. Total sementara kerugian mencapai Rp 202 miliar. Angka yang cukup prestisius itu belum final. Sebab, rincian sebenarnya diprediksi masih akan bertambah karena nominal itu baru muncul dari data kerusakan infrastruktur publik, hunian masyarakat serta mata pencaharian warga dibilangan pesisir Lampung Selatan.(ver)
Sumber: