Tinjau Longsor, Nanang: Kita Kurang Peduli Lingkungan
BAKAUHENI - Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengecek lokasi longsor dan banjir di Desa Kelawi dan Bakauheni, Selasa (22/1) kemarin. Nanang yang datang bersama rombongan pejabat utama Pemkab Lamsel juga mengecek penyebab terjadinya longsor di Dusun Minangrua, dan Dusun Kenyayan, Desa Kelawi. Setelah melihat lokasi tanah longsor di dua titik itu, Nanang mengatakan bahwa bencana itu terjadi karena masyarakat Lampung Selatan tidak memperhatikan lingkungan, sebab dan akibat dari ketidak pedulian tersebut. \"Ini ulah kita yang tidak memperhatikan lingkungan. Kita tidak memikirkan dampak sebab dan akibat hari ini. Kalau memperhatikan komposisi lingkungan, saya yakin enggak bakal begini,\" ucap Nanang kepada wartawan saat ditemui di Desa Kelawi. Menurut Nanang, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap alam memang menjadi pemicu utama terjadinya banjir dan longsor. Nanang mengatakan banjir terjadi karena adanya kedangkalan di sungai, yang kemudian menyebabkan erosi dan menyebabkan longsor. \"Insyaallah dengan kejadian ini kita sadar. Alam rusak karena kita tidak menanam pohon-pohon untuk menahan terjadinya longsor. Banjir pun begitu, terjadi karena sungai sudah dangkal,\" katanya. Untuk memininalisir bencana di kemudian hari, Nanang meminta masyarakat harus peduli kepada alam. Nanang juga mengajak masyarakat agar membangun pondasi yang kokoh dengan menanam pohon-pohon yang mampu menahan erosi banjir dan longsor. \"Kita harus sadar, kita lihat generasi-generasi (muda) yang akan datang ini. Sepuluh tahun, dua puluh tahun, mereka akan dewasa. Kalau nanti tidak ada pohon-pohon besar, nanti mereka akan mengalami ini. Nah ini untuk pelajaran kita semua,\" katanya. Sementara ini, lanjut Nanang, yang dibutuhkan masyarakat adalah normalisasi sungai. Jika hal itu tidak dilakukan, Nanang mengatakan bahwa bencana serupa akan terjadi lagi. \"Nanti kita data, pak camat dan kepala desa nanti mendata alat-alat yang hanyut,\" katanya. Kadus Pegantungan, Suyitno, mengatakan bahwa tanda-tanda banjir mulai terlihat pada pukul 15.00 WIB, Senin (21/1) lalu. Kemudian pada pukul 18.00 WIB, volume air meningkat hingga mencapai tinggi pinggang orang dewasa. \"Itu posisi lagi parah-parahnya. Nah, suurut lagi sekitar pukul 21.00 WIB. Kalau surut total pukul 02.00 WIB (Selasa) dini hari tadi,\" katanya. Suyitno mengatakan memastikan tidak akan kerusakan serius yang disebabkan oleh banjir tersebut. Hanya saja, ada beberapa rumah warga yang mengalami rusak ringan dan perabotan rumah yang hanyut terseret arus banjir. \"Ada teras rumah yang hanyut, perabotan juga banyak. Kasur juga terendam. Kalau yang kena banjir kayaknya mencapai 30 rumah,\" katanya. Suparyatun (53), warga setempat mengatakan banjir tersebut telah menghancurkan dinding bagian belakang rumahnya. \"Dinding rumah saya jebol, untungnya enggak hanyut. Peralatan juga hanyut,\" katanya. (rnd)
Sumber: