Bantuan Tsunami Dijual Karena Warga Butuh Uang

Bantuan Tsunami Dijual Karena Warga Butuh Uang

KALIANDA - Sudah hampir satu bulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan disibukkan dengan kegiatan penanggulangan bencana tsunami selat sunda yang menerjang sejumlah wilayah dikabupaten setempat pada 22 Desember 2018, lalu. Bahkan, hingga kini berbagai upaya masih terus dilakukan oleh pemkab Lamsel untuk memulihkan kembali keadaan di empat wilayah kecamatan yang diterjang bencana tersebut seperti Kecamatan Katibung, Sidomulyo, Kalianda, dan Kecamatan Rajabasa. Pasca terjadinya bencana tsunami sampai sekarang ini, berbagai bantuan logistik seperti makanan siap saji, beras, minyak goreng, susu, mie instan, maupun peralatan dapur dan perlengkapan lain yang disalurkan para donantur maupun instansi pemerintah dari berbagai daerah yang peduli bencana tsunami Lamsel, masih terus berdatangan ke posko tanggap darurat bencana tsunami Lamsel, di Rumah Dinas Bupati Lamsel. Bahkan ada juga sejumlah komunitas maupun organisasi masyarakat yang mengantar atau menyerahkan secara langsung bantuannya ke lokasi-lokasi yang terdampak tsunami untuk dibagikan kepada para korban. Tapi ternyata, bantuan-bantuan yang diterima oleh warga disejumlah lokasi terdampak tsunami dengan jumlah yang cukup banyak, khususnya bantuan berupa mie instan, minyak goreng, beras, maupun pampers atau popok bayi berbagai ukuran, itu tidak semuanya dikonsumsi atau digunakan oleh warga yang menerima, melainkan dijual kembali ke pedagang di Pasar Inpres Kalianda, mauan masyarakat yang berani menampung barang-barang bantuan tersebut dengan harga murah. Menurut Fe\'i (30), warga Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa ini, dijualnya barang-barang bantuan tsunami tersebut, karena jumlah yang diperoleh warga sudah terlalu banyak, warga khawatir lama-kelamaan disimpan bisa kadaluarsa. Selain itu, warga juga membutuhkan uang untuk membeli kebutuhan yang lain. \"Selama ini kan yang dikasih cuma bantuan berupa logistik dan peralatan rumah tangga saja, sementara warga khususnya korban tsunami butuh uang untuk belanja kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, bantuan-batuan yang diperoleh dijual. Tapi memang ada juga warga yang tidak terkena dampak tsunami ikut-ikutan menjual bantuan tsunami tersebut, karena warga itu juga dapat bantuan saat ikut-ikutan mengungsi ketika terjadinya bencana tsunami,\" pungkasnya. (iwn)

Sumber: