Tak Ada Irigasi, Hasil Panen Kurang Maksimal

Tak Ada Irigasi, Hasil Panen Kurang Maksimal

JATI AGUNG – Lahan pertanian tadah hujan menjadi salah satu penghambat petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Kecamatan Jatiagung adalah salah satu wilayah yang merupakan mayoritas masyarakatnya bercocok tanam. Dengan kondisi tadah hujan dan tidak adanya saluran irigasi harapan petani untuk bisa panen dua kali dalam setahun jarang terjadi. Kepala Unit Pelaksana Penyuluh Pertanian (UP3) Kecamatan Jati Agung Robinsis menjelaskan, selama ini ketiadaan irigasi itulah yang menjadi penghambat bagi para petani khususnya padi dan jagung dalam memaksimalkan hasil panen. \"Belasan tahun saya tugas di Kecamatan Jati Agung memang masalahnya adalah pengairan,\" katanya kepada Radar Lamsel, Rabu (23/1). Ia menjelaskan, untuk membangun irigasi di Kecamatan Jati Agung bukanlah hal yang mudah. Sebab sumber air itu sendiri sulit untuk diperoleh. \"Kalaupun ada rencana membangun irigasi sumber airnya juga sulit. Jadi saya kira beginilah kondisi yang harus diterima,\" tuturnya. Oleh sebab, itu sambung Robinsis, hasil panen padi tidak bisa satu tahun dua kali lantaran keterbatasan air. \"Setahun paling satu kali panen padi,\" ujarnya. Dia memaparkan, saat ini musim tanam telah dimulai meski intensitas hujan tidak terlalu banyak. \"Ya, petani memang harus memaksakan tanam karena saat inilah waktunya meskipun kita tidak tahu kedepan bagaimana kondisinya,\" tuturnya. Kecamatan Jati Agung tambahnya, merupakan salah satu daerah penghasil padi dan jagung yang cukup besar di Kabupaten Lampung Selatan dalam setahun. \"Sekali tanam saja biasanya hingga 3.700 hektar sawah serta 4.000 hektar ladang jagung, jumlah yang cukup besar,\" urainya. Disamping itu, ia menegaskan, saat inilah para penyuluh pertanian melakukan tugasnya dengan baik dan benar. \"Saat inilah tugas penyuluh pertanian berfungsi. Upayakan petani dibina dengan baik jangan sampai hasil panennya nanti mengecewakan,\" pungkasnya. (CW1)

Sumber: