Pencairan BPNT Terkendala Mesin BRIlink

Pencairan BPNT Terkendala Mesin BRIlink

BRI Belum Tanggapi Usulan Dinsos dan DesaBRI Belum Tanggapi Usulan Dinsos dan Desa

PENENGAHAN – Masyarakat Desa Kampung Baru mengeluhkan minimnya mesin BRIlink yang ada di Kecamatan Penengahan. Pasalnya, dari 22 desa, hanya ada 6 mesin BRIlink yang tersedia. Padahal, keberadaan mesin itu sangat dibutuhkan oleh warga untuk mencairkan dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Minimnya keberadaan mesin BRIlink membuat masyarakat tak bisa mencairkan dana bantuan yang akan digunakan untuk membeli kebutuhan pangan, seperti beras beras dan telur ayam. Pras (29), warga desa setempat mengaku kesulitan untuk mencairkan dana bantuan tersebut. Meski ada 6 mesin BRIlink di Kecamatan Penengahan, Pras mengatakan bahwa mesin yang ada masih jauh dari kata mencukupi. Setiap waktu pencairan, warga desa yang tak memiliki mesin itu selalu kehabisan dana karena sudah didahului oleh masyarakat desa lain. Selain itu, jarak juga menjadi penyebab kenapa warga enggan mencairkan dana desa yang memiliki BRIlink.           “Mas, tahu kan berapa nominalnya. Jadi tidak mungkin kami (warga Desa Kampung Baru) mau jauh-jauh ke Desa Kekiling dan ke Desa Gayam. Mending kebagian, kalau enggak, kami tekor dong,” katanya kepada Radar Lamsel, Kamis (7/1) kemarin.           Ungkapan senada juga diutarakan oleh Odi (32), warga lainnya. Pria berkacamata ini mengatakan bahwa pihak BRI seharusnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya dalam pengadaan mesin BRIlink. Jika pengadaan ini berlarut-larut, Odi mengklaim bahwa BRI mempersulit kebutuhan masyarakat.           “BRI itu bank plat merah, seharusnya mereka mengerti apa kebutuhan masyarakatnya. Apalagi mesin itu sangat diperlukan masyarakat untuk mencairkan dana yang akan dibelikan kebutuhan pangan warga miskin,” katanya. Sekretrais Desa Kampung Baru, Dodi Prasetyo, A.Md membenarkan bahwa masyarakatnya sangat membutuhkan mesin BRIlink tersebut. Bahkan, kata Dodi, pihaknya sudah membuat proposal permintaan pengadaan mesin BRIlink yang diserahkan kepada pihak BRI melalui Dinas Sosial. “Sudah dilaksanakan, tetapi sampai hari ini pihak BRI belum mampu memenuhi kebutuhan alat tersebut. Selama dua bulan ini, banyak warga yang belum mengambil BPNT karena terkendala masalah kekurangan alat,” katanya. Mengenai kebutuhan mesin BRIlink itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan, Dul Kahar, AP.Msi mengatakan bahwa pihaknya juga sudah mengusulkan pengadaan mesin tersebut. Tetapi nyatanya, hingga saat belum ada tanggapan dari pihak BRI. “Sampai saat ini belum digubris. Sudah dua bulan, tapi alat-alat belum banyak yang masuk. BRI beralasan jika belum ada alat. Dinas Sosial juga sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Sosial agar menegur pihak BRI,” katanya. Selain itu, Dul Kahar juga mengungkapkan kendala lain ihawal banyaknya warga yang belum mendapat pencairan. Mantan Camat Bakauheni ini mengatakan bahwa masalah itu disebabkan karena agen BRIlink tak memiliki modal yang mencukupi. (rnd)

Sumber: