Kasus DBD Natar Tertinggi se-Lamsel
KALIANDA - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diderita masyarakat Kabupaten Lampung Selatan pada tahun ini cinderung menurun dari sebelumnya. Kecamatan Natar menjadi wilayah paling tinggi dengan 137 kasus hingga pertengahan Desember 2019. Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamsel mencatat, tahun ini kasus DBD mengalami penurunan hingga 30 persen dari tahun sebelumnya dengan 413 kasus. Pada 2018 lalu, warga Lamsel yang terserang penyakit akibat gigitan nyamuk ini mencapai 604 orang. Kabid Penanggulangan Penyakit Dinkes Lamsel Kristi Endarwati menyebutkan, penularan penyakit DBD harus terus diwaspadai. Pasalnya, di era saat ini pancaroba atau perubahan cuaca tidak menjadi tolak ukur dalam penyebaran penyakit berbahaya tersebut. \"Maka masyarakat harus waspada dengan membiasakan diri pola hidup bersih. Jangan lupa juga 3M. Ini yang sering dilupakan masyarakat meskipun semua telah mengerti apa itu program 3M,\" ungkap Kristi diruang kerjanya, Kamis (12/12) kemarin. Dia merincikan, hampir setiap wilayah kecamatan masuk dalam kategori daerah endemis. Namun, rata-rata tertinggi kasus DBD terjadi di wilayah pemukiman padat penduduk dengan mobilitas tinggi. \"Secara beruntut tahun ini kasus tertinggi di Kecamatan Natar 137 kasus, Jatiagung 66 kasus, Kalianda 52 kasus, Katibung 43 kasus dan Sidomulyo 40 kasus. Kecamatan lainnya dibawah angka 20 kasus. Maka saya bilang hampir semua daerah dikatakan daerah endemis,\" imbuhnya. Dia juga menghimbau, masyarakat agar tidak mudah percaya dengan adanya peredaran penjualan abate yang mengatasnamakan Dinas Kesehatan. Pasalnya, situasi saat ini sering dimanfaatkan oleh oknum untuk mencari keuntungan. \"Peristiwa ini terjadi dibeberapa daerah. Untuk di Lamsel, saya tegaskan abate gratis dan minta lewat puskesmas masing-masing. Kami tidak bertanggungjawab apabila ada yang membeli dengan orang berkeliling seperti yang saya sampaikan tadi,\" pungkasnya. (idh)
Sumber: