Agrowisata antara Peluang, Hambatan dan Tantangan

Agrowisata antara Peluang, Hambatan dan Tantangan

KAHMI Dukung Pembangunan Agrowisata

KALIANDA – Langkah Pemkab Lampung Selatan membangun kawasan agrowisata perkebunan dan perikanan dianggap cukup realistis dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, perlu penanganan yang konsen dan serius dalam hal perencanaan sampai dengan konsep wahana hiburan  rakyat itu sendiri. Hal ini terangkum dalam Seminar Daerah yang digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Majelis Daerah Kabupaten Lamsel dengan mengangkat tema ‘Agrowisata ; Antara Peluang, Hambatan dan Tantangan’, Senin (16/12) lalu. Dalam seminar daerah tersebut menghadirkan pemateri dari kalangan akademisi UNILA Prof. Wan Abbas Zakaria, Anggota DPRD Lamsel Baiquni Aka Sanjaya, ST, MT dan BAPPEDA Lamsel. Koordinator Presedium KAHMI Lamsel Erdiansyah, SH, MM mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar seminar daerah dengan mengangkat tema tersebut. Sebab, KAHMI sangat mendukung terciptanya wahana hiburan baru yang sangat representatif di Kota Kalianda. “Tentu saja KAHMI yang memang asli warga Lamsel ingin adanya perubahan menuju kemakmuran. Sebutan Kota Kalianda sebagai Kota Mati jangan sampai ada lagi setelah berdirinya agrowisata itu nanti. Maka, kita kemarin melakukan kajian yang mendalam dan matang tentang peluang, tantangan dan hambatan,dalam pembangunan agrowisata yang tengah dilakukan saat ini,” ungkap Erdi kepada Radar Lamsel, Selasa (17/12) kemarin. Dia menerangkan, berbagai masukan dan ide muncul dari pemateri serta para peserta seminar yang telah dirangkum oleh jajarannya. Mulai dari Prof. Wan Abbas Zakaria yang menganggap langkah pemkab sangat realistis dengan membangun agrowisata pasca keberadaan JTTS yang telah difungsikan. Namun begitu, perlu adanya konsep matang dalam membangun kawasan agrowisata tersebut agar menjadi daya tarik wisatawan. “Wan Abbas memiliki ide supaya agrowisata itu nantinya berkonsep early education. Artinya, wisata yang juga bertujuan untuk sarana pendidikan. Dia juga meminta pemerintah, agar mencontoh agrowisata yang sudah berjalan baik diluar negeri seperti Thailand, Jepang. Paling tidak bisa mencontoh yang ada di kawasan Jawa Barat,” terang Erdi menyampaikan isi rangkuman tersebut. Dia menambahkan, keberadaan agrowisata juga dianggap memiliki nilai tambah yang positif bagi produk-produk yang akan ditampilkan. Mulai dari bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Karena, pengunjung diajak untuk menikmati objek wisata sekaligus memetik hasil dari agrowisata tersebut. “Bidang pertanian/perkebunan bisa memitik apa yang ditanam disana, bidang peternakandengan memerah susu serta bidang perikanan bisa memasarkan hasil perikanan kolam dan juga produk turunannya yang telah diolah. Itu yang disebutkan membawa nilai tambah atau penghasilan daerah,” imbuhnya. Sementara itu, gagasan dari pemateri berikutnya adalah Anggota DPRD Lamsel Baiquni Aka Sanjaya. Pada daasarnya, anggota DPRD Fraksi PAN ini sangat mendukung pembangunan agrowisata tersebut. Asalkan, wacana ini sudah dimasukkan dalam RPJMD dan dilaksanakan secara konsisten. “Anggota legislatif ini tidak ingin jika hanya sebagai program mercusuar semata. Karena, berdasarkan pengalaman terdahulu banyak ide-ide pembangunanan yang hanya mengedepankan ego pimpinan. Jika ganti pimpinan program tidak berjalan lagi. Seperti contoh waterfront city, KTC, dan lain sebagainya. Tentunya, ini menjadi masukan yang sangat baik agar agrowisata benar-benar digarap serius,” lanjutnya. Disisi lain, KAHMI mengharapkan, Plt Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto bisa mempertimbangkan masukan dan gagasan dari hasil seminar daerah tersebut. Agar, hambatan yang menjadi tantangan untuk pengembangan agrowiasata kedepannya bisa diminimalisir. “Melalui kegiatan seminar daerah ini bisa menjadi masukan bagi pemerintah. Apalagi, dalam kegiatan itu kami juga mengundang bahkan dihadiri langsung oleh stake holder terkait. Mulai dari Dinas Perikanan, Pertanian, Peternakan dan sejumlah undangan lain dari elemen masyarakat,” pungkasnya. (idh)

Sumber: