Sedia Rp 3 M Hadapi Bencana

Sedia Rp 3 M Hadapi Bencana

Waspada Luapan Way Sekampung

KALIANDA – Musibah banjir mengintai lima kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Selatan pada musim penghujan yang tengah melanda saat ini. Anggaran sekitar Rp3 Miliar lebih disiapkan pemkab untuk belanja tidak terduga membantu warga yang terkena musibah pada Tahun 2020 ini. Lima kecamatan yang menjadi zona merah musibah banjir yakni berada di Kecamatan Sragi, Palas, Candipuro, Katibung dan Natar. Namun demikian, seluruh wilayah berpotensi dilanda musibah tersebut karena membeludaknya pasokan air saat cuaca ekstrem. Kepala BPBD Lamsel Drs. H. M. Darmawan, MM menyebutkan, lima kecamatan yang masuk dalam kawasan rawan bencana banjir dikarenakan menjadi langganan setiap tahunnya. Dia meminta, masyarakat yang tinggal didaerah tersebut bisa mengantisipasinya dengan menjaga lingkungan sekitar. “Mudah-mudahan, dari lima kecamatan yang terdata menjadi daerah rawan banjir bisa berkurang. Karena, dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini sudah ada langkah pemerintah dalam mengantisipasinya. Seperti di wilayah Candipuro yang pembangunan tanggulnya sudah selesai. Kalau pada cuaca ekstrem ini aman berarti tahun depan statusnya bukan kawasan rawan banjir lagi,” ungkap Darmawan kepada Radar Lamsel, Selasa (7/1) kemarin. BPBD sendiri, imbuhnya, mengaku siap dalam mengatasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada kondisi saat ini. Sebab, pihaknya telah menyiagakan personel non stop 24 jam. Bahkan, tim dari semua lini dan lintas sektoral otomatis terlibat dalam melakukan penanganan bencana. “Yang piket ada 10 personil setiap hari. Tetapi, semua petugas yang ada sebanyak 47 orang akan terjun membantu jika terjadi musibah. Jadi, jangan khawatir dengan jumlah 10 personel itu. Apalagi, kami juga memiliki relawan dari setiap desa yang siap siaga membantu jika diperlukan,” tambahnya. Saat ditanya anggaran yang disiapkan untuk keperluan darurat, Darmawan memastikan terdapat di BPKAD sebagai satker yang mengurus masalah keuangan. Karena, BPBD tidak memiliki kewenangan dalam hal tersebut. “Kalau anggaran di BPBD hanya untuk kegiatan sebagai langkah antisipasi yang sifatnya sosialisasi. Kalau untuk menangani musibah bencana ada di anggaran tak terduga di BPKAD. Semua daerah juga seperti itu regulasinya,” terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan, sejauh ini koordinasi yang dilakukan jajarannya bersama tim gabungan dalam penanganan bencana juga terus terjalin. “TNI/POLRI selalu kita koordinasikan jika mengalami suatu musibah. Termasuk juga dalam penanganan urusan logistik seperti beras dan lainnya. Semua sudah siaga di satuan kerja masing-masing,” tukasnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPKAD Lamsel Dra. Intji Indriati menjelaskan, pada APBD Tahun 2020 pemkab telah menganggarkan belanja tidak terduga yang nilainya mencapai Rp3.046.984.135,40.  “Ya, ini untuk satu tahun anggaran. Tentu saja untuk mengucurkan anggaran ini ada mekanisme yang diatur dalam undang-undang,” pungkasnya. Pada bagian lain, debit air Sungai Sekampung hingga sore kemarin masih terbilang normal. Kendati begitu, warga Desa Bandaragung Kecamatan Sragi yang kerap jadi bulan-bulanan banjir akibat luapan Way Sekampung diimbau tetap waspada. Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Sragi Iskandar mengatakan, memasuki musim penghujan selama satu pekan terahir pihaknya terus memantau perkembangan debit Sungai Sekampung. “Selama curah hujan meningkat dalam satu pekan terahir, kami terus meningkatkan pemantauan perkembangan debit  Sungai Sekampung,” ujar Iskandar kepada Radar Lamsel, Selasa (7/1). Iskandar menerangkan, meski curah hujan mulai merata di wilayah Lampung Selatan, namun hal tersebut  belum memberikan peningkatan debit air Sungai Sekampung. Saat ini, debit air Sungai Sekampung Masih terbilang normal, belum memberikan ancaman banjir. “Hanya ada sedikit peningkatan, tapi masih dikatakan normal. Keran air masih mengalir cukup deras. Sehingga belum memberikan ancaman banjir,” ujarnya. Meski begitu, pihaknya tetap memberikan imbauan kepada masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Sekampung. Karena dikhawatirkan debit air dapat meningkat secara tiba-tiba. “Namun masyarakat tetap waspada, karena air dapat meningkat tiba-tiba jika terjadi hujan di hulu sungai. Selain itu hujan yang disertai angin kencang juga patu diwaspadai oleh masyarakat,” ucapnya. Lebih lanjut, Iskandar menjelaskan untuk meminimalisir bajir di wilayah Desa Bandar Agung, pihaknya bersama pemerintah desa juga menggalakkan membersihkan jaringan irigasi di lingkungan pemukimana masyarakat. “Saat ini kami juga mulai menggalakkan membersihkan jaringan irigasi atau parit di lingkungan masyarakat sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya banjir,” pungksanya. (idh/vid)

Sumber: