Serangan Ulat Grayak Teror Petani
SRAGI – Hama ulat grayak menjamah Lampung Selatan. Begitu, kabar sahih yang hangat dikalangan petani jagung saat ini. Sejumlah langkah antisipatif mulai disiapkan. Unit Pelakasanan Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi salah satunya, petugas pertanian disana mulai mensosialisasikan bahaya serta tata cara menekan ‘ekspansi’ ulat grayak meluas di lahan petani. Kepala UPT Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi, Eka Saputra mengatakan, saat ini masih terus memberikan sosialisasi kepada petani jagung untuk mencegah serangan hama ulat grayak. “Kami mulai memberikan sosialisasi kepada petani atau pun gapoktan untuk mengantisipasi serangan. Karena hama ulat grayak sudah mulai mewabah di wilayah Merbaumataram dan Penengahan,” kata Eka kepada Radar Lamsel saat ditemui di kantornya, Selasa (7/1). Eka menerangkan, dari luas keseluruhan sekitar 2.800 hektar lahan kering di Kecamatan Sragi. Hingga saat ini sudah terdapat 2.451 hektar yang sudah ditanami jagung, dengan usia tanam 10 – 21 hari. Eka juga tidak menampik, bahwa tanaman jagung di wilayah Sragi memang sudah terdapat serangan ulat grayak. Namun dengan intesitas serangan yang masih rendah. “Saat ini lahan kering sudah tertanam kurang lebih 80 persen. Serangan ulat grayak juga sudah mulai muncul tapi tingkat serangannya masih terbilang rendah,” ucapnya. Eka melanjutkan, untuk mengantisipasi serangan ulat grayak ini pihaknya terus mengajak petani untuk terus melakukan pemantaun. Bila ditemukan serangan ulat grayak petani diharapkan petani segera memberikan laporan kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). “Kalau ada serangan diharapkan segera melapor kepada PPL. Karena jika salah penanganan, seperti salah menggunakan pestisida dampaknya justru serangan akan meningkat,” harapnya. Salah satu petani Desa Mandalasari, Rohiyah (45) juga mengamini bahwa saat ini sudah mulai terdapat serangan hama ulat grayak yang memakan daun tanaman jagung. Tapi, kata Rohiyah, serangannya belum begitu tinggi. “Serangan ulat memang sudah kelihatan, Mas. Tapi baru satu-dua tanaman jagung yang dimakan. Saya juga belum melakukan pengobatan, karena masih melihat perkembangan serangannya,” pungkasnya. (vid)
Sumber: