Cek Lahan, Temukan Ulat Grayak

Cek Lahan, Temukan Ulat Grayak

UPT dan POPT Tekankan Pengendalian

PENENGAHAN – Potensi serangan ulat grayak frugiferda (UGF) di sejumlah wilayah membuat waspada Kecamatan Penengahan. Rabu (8/1/2020), UPT Penyuluh Pertanian bersama POPT Kecamatan Penengahan mengecek ulang hamparan jagung seluas 8.700 hektar di Dusun Cibanjar, Desa Ruangtengah. Setelah ditelusuri, UPT dan POPT menemukan 3 ekor ulat grayak. Dari 3 ulat itu, 1 diantaranya tidak berbahaya lagi karena tengah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Sedangkan 2 ulat lainnya masih ganas karena menginjak instar 5-6. Di angka itu, UGF sedang produktif memakan tanaman jagung. “Umur jagung di lokasi sekitar 30-40 hari. UGF yang kami temukan ada di tanaman usia 36 hari,” kata Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafrudin, kepada Radar Lamsel. Syafrudin mengatakan pengendalian ulat grayak di lahan tanaman itu akan terus dilakukan sampai aman. Sementara ini, UPT dan POPT memiliki cara untuk memantau perkembangan ulat grayak denga melacaknya. Caranya dengan melihat kotoran ulat di daun jagung. Jika ada, bisa dipastikan ulat grayak juga ada di dalam tanaman. “Pengamatan dengan memotong daun jagung yang memiliki telur ulat grayak. Lalu disimpan, amati selama beberapa hari. Kalau telurnya menetas, berati ulatnya ada di sekitar daun jagung yang diambil tadi,” katanya. Ada cara lain untuk mengendalikan keberadaan ulat grayak. Caranya dengan menggunakan pestisida nabati, salah satunya mimba. Atau bisa juga menggunakan urine kambing. Untuk mimba, tanaman ini direbus. Kemudian airnya dimasukkan ke dalam tangki pertanian. Sedangkan urine kambing harus difermentasi terlebih dahulu. Setelah itu baru saip digunakan. “Dengan dosis urine kambing sekitar 0,5 liter per 15 liter air. Lebih banyak lebih bagus. Dan sebaiknya urine kambing digunakan dari jagung mulai tumbuh sampai umur 20 hari,” katanya. Kepala UPT Penyuluh Pertanian Kecamatan Penengahan, Sutrisno, mengatakan sifat pengecekan ini lebih ke pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah tugas utama petani. Langkah ini dinilai lebih baik ketimbang mengusir hama ulat grayak yang telah tumbuh banyak di sekitar tanaman jagung. “Kami mengajak kawan-kawan petani agar lebih memperhatikan tanamannya sejak dini. Salahs atu contoh pengendalian yang kami lakukan hari ini. Lebih baik hama diusir sedini mungkun demi mencegah pertumbuhannya,” katanya. (rnd)

Sumber: