Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Landa Pesisir

Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Landa Pesisir

 RAJABASA – Angin kencang sedang menyelimuti wilayah pesisir Rajabasa. Kondisi ini dibenarkan oleh Stasiun Klimatologi (Staklim) Pesawaran. Minggu (12/1/2020), peringatan dini gelombang tinggi dikeluarkan oleh BMKG, yang berlaku sejak 11–14 Janauri nanti. Dari informasi itu disebutkan bahwa adanya sirkulasi eddy di perairan barat Aceh. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umunya dari barat laut–timur laut dengan kecepatan 4-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia dari barat daya–barat laut dengan kecepatan 4-25 knot. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sejumlah wilayah. Termasuk perairan barat Lampung. Selat Sunda bagian barat dan selatan. “Iya, gelombang tinggi 1,25–2,5 meter, Dan angi kencang juga di sana (wilayah pesisir),” kata Analis dan Forecaster Iklim MBKG Staklim Pesawaran, Eva Nurhayati, M.Si, saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Surat peringatan itu juga meminta masyarakat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Perahu nelayan diminta tidak beraktivitas jika kecepatan angin melebihi kecepatan 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter. Kapal tongkang diminta tidak melakukan aktivitas jika kecepatan angin melebihi 16 knot dengan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. “Kapal besar seperti kapal kargo atau pesiar juga memiliki catatan. Tidak diperkenankan melintasi perairan yang memiliki kecepatan angin 27 knot, dan tinggi gelombang di atas 4 meter,” katanya. BMKG juga mengingatkan masyarakat yang tinggal, dan beraktivitas di wilayah pesisir sekitar area yang berpeluang terjadinya gelombang tinggi agar selalu waspada. Pasalnya, seluruh catatan mengenai kondisi angin dan gelombang sudah masuk dalam peringatan dini dari BMKG. Pada awal Januari lalu, BMKG megisyaratkan kondisi cuaca di wilayah Lampung cukup ekstrem. Hujan disertai petir, dan kilat. Kondisi demikian sering terjadi pada malam dan dini hari. BMKG Maritim Lampung memprediksi cuaca ekstrem seperti itu berpotensi berlangsung lama. Provinsi Lampung sudah memasuki periode musim hujan. Sehingga awan hujan konvektif jenis kumulonimbus banyak tumbuh. Pertumbuhan awan itu biasanya disertai hujan lebat, angin kencang, bahkan petir. Terutama pada sore hingga malam hari, atau pagi hingga siang hari. Kepala BMKG Maritim Lampung, Andi Cahyadi, mengatakan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan kedepan. Berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS), mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia. Kondisi itu dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia. Meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara). Belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator. Berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan kedepan. Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia. “Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem, dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi,” katanya. (rnd)

Sumber: