Wacana Merger SD Tanpa Murid Baru

Wacana Merger SD Tanpa Murid Baru

Disdik Pelajari Persoalan SDN 2 Tajimalela

KALIANDA – Kepelikan di SDN 2 Tajimalela masih menjadi PR besar Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan. Sebab, sekolah ini tidak memiliki satu pun murid kelas 1 pada tahun ajaran 2019/2020. Drs. Burhanuddin, M.M. yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan, sempat membahas masalah ini.   Waktu itu, Dinas Pendidikan berencana melakukan peninjauan langsung ke sekolah-sekolah terkait dengan dampak sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah pusat. Sistem zonasi merupakan program pemerintah pusat untuk pemerataan murid. Sehingga, orang tua murid tidak perlu kesulitan sampai jauh-jauh menyekolahkan putra dan putrinya. Terkait persoalan SDN 2 Tajimalela yang tidak memiliki murid baru tahun ajaran 2019/2020 karena sistem zonasi, Burhanuddin bakal turun bersama jajarannya untuk melakukan peninjauan. Langkah ini dilakukan agar ke depannya bisa diambil langkah tepat untuk mengatasi persoalan yang didera sekolah tingkat dasar tersebut. Saat disinggung apakah akan melakukan penutupan sekolah yang tidak memiliki murid akibat sistem zonasi ini? Burhanuddin saat itu belum bisa mengambil tindakan. Sebab, perlu dilakukan kajian yang lebih jauh dan terukur agar bisa menemukan solusi yang tepat.  “Kita lihat dulu berapa siswa total disana. Kendala lain apa saja, misalnya banyak sekolah disekitarnya yang mengakibatkan tak ada murid. Nanti kita pikirkan win win solution-nya setelah kita tinjau langsung,” katanya.  Belum diketahui apakah Dinas Pendidikan sudah meninjau SDN 2 Tajimalela. Sebab belum ada kabar lagi setelah itu. Radar Lamsel mengonfirmasi masalah yang membelit SDN2 Tajimalela kepada Thomas Amirico, selaku Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan. Sejauh ini, Thomas mengaku belum mendapat info mengenai persoalan itu.   “Saya baru tahu. Nanti saya pelajari dulu ya, kita panggil kepala sekolahnya dulu supaya tahu akar masalahnya,” kata Thomas, Senin (13/1/2020). Setelah mendapat kabar ini, Thomas sempat menerima informasi sedikit tentang celah yang membuat SDN 2 Tajimalela tidak memiliki murid kelas 1. Jika melihat situasinya, Thomas menginginkan SDN 2 Tajimalela dimerger dengan sekolah lain. Namun rencana itu harus mendapat persetujuan dari banyak pihak. Selain itu, ada banyak hal yang harus dibahas. Thomas mengatakan akan mempelajari lagi persoalan yang terjadi di SDN 2 Tajimalela. Thomas berjanji akan mencari solusi terbaik. Namun Ia membutuhkan waktu karena baru menjabat sebagai orang nomor satu di instansi yang menaungi masalah pendidikan di bumi Khagom Mufakat.  “Maunya dimerger. Tapi pihak desa mau apa tidak. Makanya kita pelajari, kita cari solusi. Bila perlu kita kumpulkan tokoh-tokohnya. Kita ajak diskusi,” katanya. (rnd)

Sumber: