Resah Banjir Belum Usai
SRAGI – Banjir kiriman yang terjadi di Desa Sukapura, Kecamatan Sragi hingga kini masih menghantui masyarakat. Sebab, pada Selasa (14/11) malam banjir kiriman tersebut kembali terjadi, walau ketinggian air tidak setinggi pada banjir sebelumnya. Kepala Desa Sukapura, Eko Casroni mengatakan, curah hujan yang terus terjadi masih menimbulkan keresahan masyarakat. Karena khawatir banjir susulan kembali terjadi. Seperti hujan deras yang terjadi pada Selasa malam kemarin, terang Eko, curah hujan kembali menggenangi pemukiman karena tidak adanya saluran drainase. “Ya pasti masih merasa resah, karena hujan yang terjadi Selasa sore kemarin, kembali membuat Dusun Sukamuti tegenang dengan ketinggian air 30 senti meter, padahal hujan hanya sebentar,” terang Eko kepada Radar Lamsel saat ditemui di Kantornya, Rabu (15/1). Eko menyebutkan, banjir yang mulai kerap melanda ini selain disebabkan saluran irigasi yang sempit, juga disebabkan pintu bendungan irigasi Kuala Sekampung yang dipenuhi sampah. Akibatnya air tidak bisa mengalir dengan lancar. “Iragasi tersebut merupakan muara pembuangan air dari Desa Sukapura. Namun saat ini bendungan sudah dipenuhi sampah, pintunya juga belum dibuka semua oleh petugas. Sehingga air tidak bisa mengalir dengan deras,” papar Eko. Eko berharap, untuk mencegah banjir tersebut pemerintah dapat melakukan pembenahan saluran drainase di Desa Sukapura yang sudah terlalu sempit. “Kemarin Pak Bupati juga sudah bilang agar irgasi dibenahi, harapan kami upaya ini bisa cepat terlaksana. Selain itu UPT PU juga dapat membersihkan sampah dan mebuka pintu air bendungan,” harapnya. Sementara itu Plt. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penguji Konstruksi dan Bangunan Kecamatan Sragi – Ketapang Hairul Efendi mengungkapkan, banjir kiriman yang terjadi di Desa Sukapura bukan disebabkan bendungan yang dipenuhi sampah atau pintu air yang tertutup. Menurutnya banjir kiriman tersebut terjadi lantaran, minimnya saluran drainase di Desa Sukapura. Meski begitu, pihaknya dalam waktu dekat tetap akan membersihkan pintu air dari tumpukan sampah. “Kalau bendungan ini tidak berpengaruh meyebabkan banjir. Pintu air juga sudah kami buka. Sedangkan sampah yang masih menupuk akan kami bersihkan Jum’at mendatang,” pungkasnya. Instruksi untuk pembenahan drainase sejatinya sudah disuarakan oleh Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto ketika menyambangi pemukiman disana yang terdampak banjir. Kala itu Ia menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahana Rakyat (PUPR) Lampung Selatan menurunkan alat berat untuk melakukan pembenahan saluran drainase. “Besok (kemarin ‘red), alat berat dari Dinas PU akan kita turunkan untuk membenahi saluran drainase yang tersumbat. Dengan harapan banjir dapat dicegah,” harapnya. Pada bagian lain, Rumah milik Abdilah (30) dan Herman (37) warga RT/RW: 01/05, Desa Sripendowo, Kecamatan Ketapang terendam banjir. Air menggenangi rumah dua warga tersebut disebabkan aliran sungai yang berada di samping rumah warga itu tak mengalir dengan lancar. Setelah dilakukan pengecekan oleh aparatur desa setempat dan ditinjau oleh Sekcam Ketapang Hipni dan Anggota DPRD Lamsel Bambang Irawan, penyebab utama banjir itu adalah tersumbatnya aliran sungai pada gorong-gorong di jalan utama Desa Sripendowo. Kepala Desa Sripendowo Chandra Irawan mengatakan, penyebab air menggenangi rumah dua warganya itu karena tersumbatnya aliran sungai pada gorong-gorong dijalan utama RT/RW:01/05. Menurutnya, selain tersumbat oleh tumpukan sampah, bangunan gorong-gorong yang sudah lama dibangun ukurannya kecil sehingga tidak mampu menampung volume air yang cukup banyak saat musim hujan. \"Sudah kami cek bersama aparatur desa setempat. Ukuran gorong-gorong sangat kecil ditambah lagi tumpukan sampah sehingga air tidak mengalir dengan lancar. Aparatur desa dan warga sekitar berusaha membersihkan gorong-gorong dari sampah tapi aliran air sungai di gorong-gorong itu belum lancar,\" kata Chandra Irawan, Rabu (15/01/2020). Kades Sripendowo ini menambahkan, aliran sungai yang melintasi pemukiman warga tersebut harus segera di normalisasi dan dibangunkan gorong-gorong ukuran besar atau jembatan untuk mengatasi banjir pada musim hujan. \"Solusinya aliran sungai di normalisasi dan dibangun gorong-gorong besar atau jembatan untuk mengantisipasi banjir dikemudian hari. Karena gorong-gorong kecil tidak mampu menampung volume air yang cukup banyak dari pemukiman warga sekitar\". Imbuhnya. Sekcam Ketapang Hipni yang turun langsung meninjau lokasi mengaku segera melaporkan peristiwa itu ke Pemkab Lamsel melalui dinas terkait. \"Sudah kami cek. Memang benar air tidak mengalir dengan lancar karena gorong-gorong kecil di jalan utama ditambah lagi tersumbat sampah,\" kata Hipni. Sementara itu, Anggota DPRD Lamsel Bambang Irawan yang juga melakukan pengecekan kelokasi mengatakan, pihaknya akan membahas persoalan itu di tingkat dewan dan berkoordinasi dengan dinas instansi terkait Pemkab Lamsel untuk menyelesaikan persoalan tersebut. \"Saya sudah cek kelokasi. Akibat tersumbatnya aliran sungai di gorong-gorong jalan utama itu, rumah warga terkena dampak. Ini harus segera di carikan jalan keluarnya supaya persoalan ini segera ditanggulangi,\" kata anggota DPRD Lamsel asal Ketapang ini. \"Kami akan bahas ditingkat dewan dan berkoordinasi dengan Pemkab Lamsel untuk dicarikan solusi. Ini karena bangunan gorong-gorong terlalu kecil sehingga perlu dibangun gorong-gorong besar atau jembatan untuk mencegah banjir,\" pungkasnya. (vid/man)
Sumber: