AHN TANTANG ADU KEDISIPLINAN!
KALIANDA – Harapan untuk memperoleh kesejahteraan masih menggebu dibenak para guru honorer Lamapung Selatan. Sebab sampai saat ini guru honorer selalu termakan janji manis setiap tahun politik. Seperti pernyataan yang dilontarkan Ketua Aliansi Honorer Nasional (AHN) Provinsi Lampung Setiawan. Pihaknya tidak menampik, sekitar 2.954 guru honorer selalu dimanfaatkan jelang tahun-tahun politik. Setelah semua usai, seolah mereka dilupakan bak butiran debu. “Kami tidak ingin tahun ini jadi korban politik lagi. Maka, kami berharap siapapun pemimpin nanti adalah orang yang memperjuangkan nasib pegawai honorer khususnya guru. Karena, selama ini kami sudah kenyang makan janji. Disenggol ketika dibutuhkan, setelah semuanya didapatkan kami terlupakan,” ungkap Setiawan kepada Radar Lamsel, Rabu (15/1) kemarin. Menanggapi perihal statment Plt Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto saat menghadiri lepas-sambut jabatan Plt Kepala Dinas Pendidikan Lamsel, pihaknya menyatakan siap dipantau soal kedisiplinan jajaran guru honorer di wilayah Lamsel. Namun, dia berharap janji memperjuangkan nasib para guru honorer benar-benar direalisasikan. “Soal kedisiplinan kerja kami para guru honor boleh diadu. Kami jamin kedisiplinan kami 100 persen. Tapi tolong benar-benar diperhatikan kesejahteraan kami. Karena, sudah puluhan tahun kami mengabdi menjadi tenaga pendidik yang tujuannya mencerdaskan generasi penerus,” katanya. Dia menceritakan, keberadaan guru honorer jauh dari kata sejahtera. Tugas berat yang ada dipundak mereka, tidak sebanding dengan upah yang diterima setiap bulannya. “Dalam juknisnya, guru honor hanya memperoleh 15 persen dari dana BOS. Itu tidak lebih. Jadi, kalau satu sekolah saja kita ambil ada tiga orang guru honor, upah kami tidak lebih dari Rp350 ribu setiap bulannya. Tidak ada tambahan penghasilan lainnya,” keluhnya. Meski demikian, lanjutnya, pihaknya tidak memungkiri jika ada tambahan insentif sebesar Rp100 ribu per bulan dari Pemkab Lamsel pada Tahun 2019 silam. Di tahun ini, tambahan insentif sebesar 100 persen yang dijanjikan menjadi harapan mereka yang cukup besar. “Ini adalah rezeki yang patut kita syukuri dengan adanya tambahan insentif dari Pemkab Lamsel. Namun, jika dirata-rata kami hanya memperoleh Rp6 ribu per hari. Jika dibandingkan dengan tukang bangunan saja yang Rp100 ribu per hari sangat jauh. Padahal, tugas dan tanggungjawab kami sebagai tenaga pendidik cukup berat,” pungkasnya. Pada bagian lain, cerita pilu dari kalangan guru honorer juga mencuat. Sejumlah sekolah baik SD maupun SMP di Kecamatan Natar belum dikabarkan belum mampu memberikan insentif yang sesuai, bahkan beberapa hanya mampu memberikan Honor Rp 100.000 per bulan kepada tenaga pendidik. Koordinator wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kecamatan Natar Irwan menilai anggaran yang ditetapkan dari Dana Biaya Operasional Sekolah(BOS) memang terlalu kecil, harusnya bisa sampai 30 atau 40 persen. \"Petunjuk tekhnisnya kan 20 persen dari Dana BOS, kalau dananya sedikit maka sekolah juga memberi honornya sedikit,\" katanya. Ia mengakui dibeberapa sekolah masih ada yang memberikan honor Rp 100 ribu perbulannya kepada guru honorer. \"Dibayarkannya per tiga bulan, artinya tiga bulan guru honorer itu menerima Rp 300 Ribu,\" ucapnya. Irwan menambahkan, Satu jam pelajaran guru honorer memang berkisar Rp 10 hingga Rp 20 ribu sementara dalam satu minggu hanya mendapat kurang dari 10 jam. \"Penerapan honor perjam biasanya diterapkan oleh sekolah yang muridnya banyak, kalau muridnya hanya 50 atau 100 orang maka tidak bisa,\" terangnya. Ia berharap, Ada regulasi yang memberikan keuntungan bagi guru honorer sebab tugas para guru honorer tidak berbeda dengan guru ASN. \"Tugasnya sama berat, harusnya bisa layak, setidaknya Rp 1.000.000 sebulan, jangan dibawah itu,\" pungkasnya. Tentang meningkatkan kesejahterahaan guru honorer juga dijanjikan oleh Bakal Calon Bupati Lampung Selatan, Tony Eka Candra. Belum lama ini, TEC begitu singkatnya menjanjikan bakal mengangkat derajat kesejahteraan guru honorer di Lampung Selatan jika memang diberi amanah memimpin kabupaten ini kelak. “ Guru honorer mesti diperhatikan kesejahteraannya. Fungsi dan perannya jelas vital tetapi kesejahteraannya belum terurus. Maka itu kami sudah punya formulasi untuk menaikan insentif para guru honorer ini, sehingga gaji mereka tidak lebih rendah seperti saat ini,” ujar TEC di markas DPD PKS belum lama ini. Sebelumnya diberitakan, Salah satu tugas berat menanti Plt. Kepala Dinas Pendidikan Thomas Amirico yang baru saja diberikan tugas tambahan oleh Plt Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto. Salah satunya, yakni untuk memantau kedisiplinan guru honorer agar kedepan lebih sejahtera. Tantangan ini diserukan Plt. Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto saat menghadiri Lepas-Sambut Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan di Gedung Olah Raga Way Handak (GWH) Kalianda, Selasa (14/1) kemarin. Tampak hadir dalam acara tersebut Plt. Sekretaris Daerah Thamrin, Staf Ahli Bidang Keuangan Akar Wibowo, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Ham Priyanto Putro, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Supriyanto, Kepala Dinas Kominfo M. Sefri Masdian, para Kepala Sekolah, para Pengawas, para Kepala UPT, para Penilik dan jajaran Dinas Pendidikan. Dalam penyampaiannya, Nanang menegaskan, jika rotasi yang dilakukannya bukan tanpa alasan. Sebab, tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh Drs. H. Burhanuddin, MM pada dua OPD stretegis dirasa sangat berat. “Tugas Pak Burhanuddin sebelumnya sangat berat dengan menjabat dua Dinas yang sangat strategis. Biarkan beliau fokus menggali sumber PAD. Jadi, untuk melaksanakan roda Pemerintahan dengan baik perlu dilakukan pembagian tugas,” kata Nanang. Dia menambahkan, tugas tambahan yang diberikan kepada Plt Kepala Disdik harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan kedisiplinan. Bahkan, orang nomor satu di kabupaten ini memberikan penekanan khusus untuk memantau disiplin dan kinerja para Guru Honorer kepada Kepala Disdik baru tersebut. “Pak Thomas Amirico mempunyai tugas berat juga selain sebagai Kepala Kesbangpol. Salah satunya, mensejahterakan para Guru Honorer. Tetapi sebelumnya saya ingin melihat kinerja para guru honor. Jika memang layak akan kita perjuangkan,” tegasnya. (idh/kms)
Sumber: