Warga Protes Limbah Pengelolaan Minyak Pala
PESAWARAN - Warga Desa Sungai Langka Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, keluhkan adanya pabrik pengolahan minyak pala yang dibangun tidak jauh dari pemukiman mereka. Pasalnya, akibat adanya pabrik tersebut limbah cair yang dihasilkan dari penyulingan buah pala itu berdampak pada tercemarnya sungai yang ada disekitar pemukiman warga. Menurut keterangan Idham (56) warga sekitar pabrik, adanya pabrik penyulingan buah pala tersebut sangat merugikan masyarakat setempat. Pasalnya limbah padat maupun cair sisa hasil penyulingan buah pala ini sangat menggangu lingkungan sekitar. “Terutama limbah cair yang dihasilkan dari pabrik itu, air sungai yang ada tercemar, air menjadi keruh berwarna hitam dan berbau menyengat, banyak ikan yang mati akibat limbah tersebut masuk ke kolam warga,” keluhnya. Diutarakan Idham, kejadian matinya ikan milik warga ini bukan terjadi satu kali ini saja, melainkan sering berulang. “Pabrik ini berdiri sudah 3 tahun akan tetapi tidak pernah memperhatikan amdalnya. Emang sih ketika ada ikan yang mati itu selalu ada konpensasi dari perusahaan berupa ganti rugi, tapi tidak ada upaya pembenahan pada bak penampungan limbah itu. Bak itu saya lihat bocor tapi gak juga dibenahi, apalagi saat ini musim hujan limbah yang ada dibak penampungan itu tumpah masuk semua kesungai yang airnya dimanfaatkan oleh warga untuk memelihara ikan,” ungkapnya. Akibat kejadian tersebut, pihaknya menginkan agar warga sekitar tidak resah dan khawatir sebaik pabrik ini segera ditutup. “Malam ini kita bersama warga sekitar pabrik mau mencoba duduk bersama yang dipaslitasi kepala desa kami Erwansyah dan Babinsa setempat dan menghadirkan pihak pemilik pabrik untuk coba duduk urun rembuk mencari solusi terkait adanya pencemaran tersebut,”ucapnya, Minggu malam (19/1). Dalam pertemuan tersebut kepala Desa Sungai Langka, Erwan mengharapkan agar permasalahan yang menimpa warganya ini bisa diselesaikan secara mupakat. Urun rembuk mencari solusi terbaik. “Kita sebaiknya saling menyadari, agar permaslahan ini bisa diselesaikan secara mufakat. Terkait Limbah itu yang punya kewengan adalah dinas Lingkungan Hidup karena bisa munculnya izin lingkungan itu berdasarkan kesepakatan lingkungan,” ucap Erwan di depan warga. Pihaknya berharap terkait permasalahan limbah ini jangan sampai muncul lantaran adanya propokasi dari orang lain yang ingin memanfatkan masalah ini. “Saya berdiri di sini tidak memihak ke siapa pun, saya berdiri ditengah memihak yang benar, saya disini hanya sebagai penyambung lindah. Jangan sampai munculnya permasalahan ini karena ada propokasi, jangan karena sampai ada unsur pemanfaatan,” tegasnya. Sementara itu, dalam pertemuan tersebut saat warga melakukan dialok salah satu warga setempat,menyampaiakan bahwa diprotesnya perusahaan penyulingan buah pala yang ada didusunnya itu lantaran pihak perusahaan lari dari kesepakan awal saat akan di bangunnya pabrik tersebut. “Pihak perusaan ini lari dari kesepakatan awal.Perjanjian awal air limbah yang dihasilkan perusahan air yang mengalir steril tapi kenyataannya itu tidak, air yang masuk kesungai justru berwarna hitam, akan memberikan konpensasi terhadap 25 orang yang terkena dampak limbah, dan untuk tenaga kerja diperbanyak dari warga sekitar,ini yang terjadi masih jauh dari penjajian. Kita itu maunya 70 persen pekerja dari warga sekitar pabrik tapi itu tidak dilakukan pihak perusahaan,” ungkap warga. Terkait keluhan warga tersebut, Andi selaku perwakilan dari perusahaan itu berjanji akan mengakomodir semua keinginan warga yang terkena dampak dari adanya pabrik tersebut. “Masalah limbah akan kita atasi selama satu bulan ini, ke depannya kita akan perbaiki lagi, sedangkan terkait ada empat tuntutan yang diajukan warga, seperti sumbangsih perbulan dan prioritas pekerja akan diambil dari warga sekitar perusahaan itu sudah kita koordinasikan, artinya kita akan akomodir semua tuntutan warga ini, kita akan sanggupi,” pungkasnya.(CW1)
Sumber: