Gapoktan Usul Normalisasi Irigasi Sekunder
SRAGI – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Makmur Desa Kuala Sekampung, Kecamatan Sragi mengharapkan saluran Irigasi Sekampung kembali di normalisasi. Keinginan tersebut lantaran kondisi saluran irigasi sekunder di Desa Kuala sekampung itu telah mengalami sedimentasi lumpur yang cukup tebal sehingga menyebabkan pendangkalan. Akibatnya, pada saat musim kemarau saluran irigasi tersebut tidak mampu menampung kebutuhan air. Sementara pada saat musim kemarau pendangkalan menjadi salah satu pemicu banjir. Ketua Gapoktan Karya Makmur, Yanto mengatakan, saluran irigasi sekunder yang berfungsi untuk mengairi sekitar 600 hektar lahan persawahan tersebut telah mengalami pendangkalan. Sehingga pada saat musim kemarau, saluran irigasi tersebut tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan air di Desa Kuala Sekampung. “Iya kami mengajukan normalisasi ini, karena saluran irigasi ini telah mengalami pendangkalan. Sehingga menyebabkan petani kesulitan mendapatkan pasokan air saat musim kemarau,”ujar Yanto memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Senin (20/1). Yanto menjelaskan, saluran irigasi tersebut terahir kali dinormalisasi sekitar 7 tahun lalu. Sehingga saat ini sudah mengalami pengendapan lumpur yang cukup tebal. Untuk itu pihaknya mengharapkan pemerintah dapat melakukan normalisasi. Lebih lanjut Yanto menuturkan, pendangkalan yang terjadi juga telah dipantau langsung oleh Komisi II DPRD Lampung Selatan, Taman dan Qodri. “Kalau sudah kemarau air yang berada di saluran irigasi tersebut akan habis selama tiga hari jika petani sudah melakukan penyedotan. Pekan kemarin Komisi II juga sudah mantau, dan harapan kami usulan normalisasi ini bisa disampaikan ke pemerintah,” terangnya. Sementera itu Anggota Komis II DPRD Lampung Selatan Taman juga mengamini bahwa selama enam tahun terahir irigasi tersebut belum dinormalisasi, sehingga menyebabkan pendangkalan. Meski belum menjadi pemicu banjir, sambung Taman, namun akibat pendangkalan tersebut menyebabkan pasokan air pada saat musim kemarau berkurang. “Iya kami juga sudah melakukan pemantauan. Meski belum jadi pemicu banjir, namun kami upayakan sularan irigasi sekunder ini dapat dinormalisasi. Dimana proposal pengajuannya sedang di proses oleh gapoktan,” pungkasnya. (vid)
Sumber: