Dipicu Limbah GMBI Gerudug PT. LMA
SIDOMULYO – Sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Lampung Selatan bersama ratusan warga Dusun Tanjung Baru dan Dusun Labuan, Desa Suak Kecamatan Sidomulyo, menggelar aksi damai di gerbang utama PT. Labuan Mitra Abadi (LMA) yang berlokasi di desa tersebut, Senin (27/1). Dalam penyampaian pandangan publik, warga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, untuk menindak lanjuti keluhan yang di suarakan oleh masyarakat, ihwal adanya dugaan dampak pencemaran limbah oleh PT. LMA ke lahan persawahan milik warga. Buruknya sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) milik perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tambak udang itu. Berdampak tidak produktifnya lahan garapan milik petani dua dusun tersebut selama sepuluh tahun lebih. Ketua LSM GMBI Distrik Lamsel, Heri Prasojo mewakili warga mengatakan, pihaknya meminta kepada Dinas dan pihak Pemkab Lamsel, untuk menindak lanjuti tuntutan warga itu yang sampai hari ini belum terealisasi. “ Warga meminta kepada Pemkab Lamsel untuk menindak tegas kepada pihak PT. LMA yang di anggap telah lalai, terkait pembuangan limbah tambak, sehingga menyebabkan dampak kerugian terhadap masyarakat ini,” pekik Heri Prasojo dalam orasinya. Ia juga meminta instansi terkait di jajaran Pemkab Lamsel, untuk memeriksa sistem pengelolaan limbah produksi oleh PT. LMA yang diduga tidak sesuai Standar Oprasional Prosedur (SOP). “ Pencemaran limbah sampai ke areal sawah warga juga di duga, akibat buruknya system IPAL PT. LMA yang di sinyalir tidak sesuai SOP,” kata Heri Prasojo. Ketua salah satu Ormas di Lamsel itu juga berharap kepada Pemkab Lamsel, segera merespon keluhan para petani selama puluhan tahun tidak bisa memetik pundi rupiah dari lima hektar lahan sawah mereka yang tidak produktif lagi, diduga akibat tercemar limbah itu. “ Kami juga berharap kepada pemerintah daerah dapat segera tanggap dalam merespon keluhan para petani ini. sehingga persoalan ini tidak meluas,” harapnya. Kepala Desa Suak Juli Wahyudin selaku fasilitator meminta kepada warganya untuk tetap tenang dalam menyampaikan pendapat di muka umum. “ Kami pun sedang berupaya berkomunikasi kepada pihak management PT. LMA terkait persolan ini dan mengupayakan digelarnya mediasi segera antara kedua belah pihak untuk mencari solusinya,” kata Juli Wahyudin. Salah seorang warga Dusun Tanjung Baru Nur (50) menjelaskan, persolan dugaan pencemaran limbah tambak masuk ke areal persawahan warga itu, akibat kapasitas saluran pembungan yang ada di kawasan PT. LMA tidak lagi memadai. “ Kapsitas saluran air tidak memadai, ketika hujan mengguyur diwilyah ini, air yang berasal dari daratan menuju ke laut, melalui saluran pembuangan tersebut bercampur dengan air limbah produksi milik PT. LMA dan muntah ke areal persawahan warga,” kata Nur Alhasil sambungnya, tanaman padi di lima hektar areal sawah milik petani sekitar itu mati terendam air laut. Kondisi itu dialami pulahan tahun oleh petani sekitar. “ Parahnya, kini lima hektar areal sawah milik warga itu sudah tidak produktif lagi. Di duga akibat pencemaran limbah produksi perusahaan tambak udang itu,” pungkasnya. Pantauaan Radar Lamsel di lokasi, aksi unjuk rasa yang di gelar mulai pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB oleh ratusan masyarakat dan sejumlah LSM berjalan kondusif. Dimana, masa unjuk rasa yang mendapat pengawalan ketat dari ratusan personil kepolisan Polres Lamsel itu dapat membubarkan diri secara teratur. Sampai berita ini di turunkan pihak PT. LMA belum bisa di minta keterangan. Karena, pimpinan perushaan sedang tidak ada di tempat.(CW2)
Sumber: