Dinkes ’Kikuk’ Gegara Virus Corona

Dinkes ’Kikuk’ Gegara Virus Corona

BAKAUHENI – Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi penyeberan virus Corona. Langkah yang sudah dilakukan yaitu memasang alat pengukur suhu badan atau thermo scanner di bandara yang ada di Lampung Selatan. Semula, pemerintah melalui Dinas Kesehatan mengatakan akan memasang alat tersebut di  Pelabuhan Bakauheni. Dinkes Lamsel sampai-sampai dibuat kikuk dengan informasi pemasangan thermoscanner di Bakauheni yang langsung ditepis PT.ASDP. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes Lamsel Kristi Endarwati mengakui, adanya miskomunikasi antara pihaknya dan jajaran Dinkes Provinsi Lampung soal keberadaan alat thermo scanner di Pelabuhan Bakauheni. Namun, dia memastikan jika alat tersebut sudah berada di kawasan KKP Bakauheni dan dipasang Kamis (30/1) hari ini. “Komunikasi kami dengan Dinkes Provinsi Lampung. Tapi, ada kesalahan informasi dan baru akan dipasang besok. Alatnya sudah ada di Bakauheni. Teknisi yang memasang baru sempat besok karena kesibukan tugas lain. Rencananya, akan dipasang di pintu masuk Dermaga Eksekutif,” pungkas Kristi. Humas PT. ASDP Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, mengatakan pihaknya belum menerima informasi mengenai pemasangan alat itu. Jika memang ada, lanjut pria yang akrab siapa Syaiful ini, pihaknya bakal menerima izin pemasangan untuk mengetahui lokasinya. “Enggak ada. Belum terinfo ke ASDP. Dipasang di mana, biasanya ada izinnya,” katanya saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Rabu (29/1/2020). Lebih lanjut, Syaiful mengatakan jika PT. ASDP tidak bisa meminta alat pengukur suhu badan itu kepada pemerintah atau dinas yang terkait. Menurut dia, kebijakan pemasangan thermo scanner merupakan kewenangan Dinas Kesehatan. Sebab, dinas ini yang akan menilai apakah thermo scanner perlu dipasang di pelabuhan atau tidak. “Kalau minta, enggak. Itu kewenangan Dinkes. Mungkin pelabuhan yang dimaksud Pelabuhan Panjang. Karena pelabuhan itu yang langsung berhubungan dengan kapal-kapal luar atau kargo,” katanya. Meski virus Corono menjadi ancaman, Syaiful mengatakan PT. ASDP tidak bisa mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan itu melalui jalur laut. Bapak tiga anak ini menegaskan hal tersebut bukanlah tugas pokok, dan fungsi dari PT. ASDP Indonesia Ferry. “Tidak ada, karena bukan tupoksi kita. Kalau nanti memang ada (pemasangan alat), coba konfirmasikan kepada kami. Supaya kami bisa tahu lokasinya,” katanya.(rnd/ idh)

Sumber: