TANJUNG BINTANG- Meski sudah bergabung dengan kelompok tani, mahalnya harga pupuk urea menjadikan seorang petani jagung di Desa Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang mengeluh.
Tak hanya harga pupuk saja, berbagai macam jenis ulat bahkan dianggap sangat merugikan karena merusak dedaunan.
Widodo(35) pemilik ladang jagung di Desa itu beranggapan bahwa pupuk urea kini sangatlah mahal. Sebagai petani dia merasa keberatan dengan harga pupuk yang semahal itu.
\"Urea itu Rp.110.000 per 50 kilogram, ada juga yang warna hitam itu Rp.125.000, ada juga yang harganya Rp.140.000. Saya keberatan dengan harga pupuk yang begitu tinggi,\" ucap dia kepada Radar Lamsel di ladang jagung Desa Way Galih, Minggu (2/2).
Untuk memupuk jagung milik keluarganya itu bahkan dia memerlukan pupuk yang begitu banyak. Ladang jagung yang dimiliki keluarganya itu memiliki luas satu hektar lebih.
\"Ini ladang jagung punya orang tua saya, ini luasnya kurang lebih satu hektar. Tanaman jagung saya baru berusia kurang dari satu bulan. Baru kita pupuk sekali. Bagusnya nanti umur 50 hari dipupuk lagi, kalau mau lebih bagus ketika sudah mulai ngembang nanti dipupuk lagi,\" ungkapnya.
Lanjut, dia juga mengatakan bahwa tanaman jagungnya itu dirusak oleh berbagai hama ulat. Meski sudah melakukan penyemprotan secara rutin, ternyata tidak berpengaruh banyak bagi tanaman jagung miliknya.
\"Seminggu sekali kita semprot pakai obat anti hama, tetapi ya masih ada aja. Itu daunnya jadi pada bolong-bolong. Kalau berpengaruh tidak terhadap buahnya saya juga kurang tahu,\" bebernya.
Sambungnya, dia menambahkan jika tanaman jagung itu baru pertama kali. Sebelumnya tanaman itu merupakan perkebunan karet. \"Saya juga belum begitu paham karena baru kali ini menamam jagung. Keluhannya ya harga pupuk sama hama,\" imbuhnya.(CW1)