PT. Waskita Karya Tidak Komitmen

PT. Waskita Karya Tidak Komitmen

CANDIPURO – Komitmen pembangunan irigasi urung direalisasikan oleh pihak JTTS. Warga Dusun Karyatani, Desa Karya Mulya Sari, Kecamatan Candipuro, mendesak Pemerintah Desa (Pemdes) melayangkan surat tembusan kepada PT. Waskita Karya, selaku pembuat komitmen, perihal janji pembangunan irigasi di areal sawah seluas 7 hektar milik warga di dusun tersebut. Kepala Desa Karya Mulya Sari Warno menjelaskan, sebelum pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), pada tahun 2018 lalu, yang berlokasi di Dusun I, telah terjadi proses musyawarah antara pihak Tol dan semua unsur di desa kala itu. “ Dimana,hasil musyawarah dibalai desa itu, warga menyetujui di bangunnya Tol di areal sawah milik warga tersebut. Namun dengan catatan, pihak Tol harus membenahi drinase pembuangan air di lokasi,” kata Warno kepada Radar Lasmel di kantornya, Senin (3/2). Meski pihak Tol sudah berkomitmen untuk mengakomodir usulan warga tersebut. “ Namun, dua tahun berlalu, setelah Tol terbangun, pihak Tol urung merealisasikan pembangunan drinase di lokasi yang sudah di sepakati,” tukasnya. Dikatakan, akibat tidak adanya irigasi atau drinase di lokasi, setiap musim penghujan, petani di dusun tersebut megeluhkan tanaman padi mereka mati. “ Hal itu berlaku lantaran, air dan material lumpur yang berasal dari jalan tol turun ke areal sawah milik warga dan merendamam 7 hektar tanam padi mereka,” kata dia. Alhasil, lanjut Warno, petani di dusun tersebut mengalami kerugian. Karena tanaman padi mereka mati terendam air pembuangan yang membawa serta material lumpur dari atas jalan Tol tersebut. “ Kondisi di perparah, satu tahun belakangan lahan garapan milik warga itu sudah tidak lagi bisa ditanami padi ketika menghadapi musim penghujan. Alasanya, mereka khawatir kerugian yang sama akan  terulang kembali,” tuturnya. Terkait keluhan warga tersebut, pihaknya berencana akan menemui pihak PT. Waskita Karya selaku penanggung jawab, untuk berkomunikasi prihal usulan warga yang urung direalisakian tersebut. “ Ya, kami secepatnya akan meyampaikan persolan ini kepada pihak Tol. Saya berharap PT. Waskita Karya selaku pihak penaggung jawaw JTTS  itu dapat meresponnya dengan pembangunan irigasi segera di loaksi,”harap Kepala Desa itu. Terpisah, Kamdi (50) petani di Dusun I menuturkan, dirinya mengaku sudah satu tahun lebih setelah terbangunya jalan Tol di dekat areal sawahnya itu, lahan garapannya tidak lagi bisa di tanami. Lantaran, dirinya dan petani sekitar khawatir luapan air pembaungan dari jalan Tol kembali merendam tanam padi mereka. “ Sudah satu tahun lebih, saya dan petani pemilik lahan di sini menunda menanam padi ketika memasuki musim penghujan. Karena, kami khawatir merugi, akibat tanaman padi kami mati, terendam luapan air pembungan dari jalan Tol masuk ke areal sawah kami,” kata dia. Ia berharap kepada pihak PT. Waskita Karya selaku penangung jawab untuk dapat merealisasikan tnututan warga yang sudah menjadi komotmen antar kedua belah pihak tersebut. “ Padahal kami (petani’red) sudah merelakan sebagian lahan sawah untuk di jadikan lokasi pembuatan irigasi. Tapi sampai hari ini janji tersebut urung terelaisasi. Kami berharap, kepada pihak Tol merspon keluhan para petani disini terhitung setahun lebih tidak bisa mengerap lahan akibat banjir ini,” pungaksnya. Hingga berita ini diterbitkan belum ada statemen dari Waskita Karya ihwal komitmen yang menjadi kesepakatan warga dengan Waskita Karya soal pembenahan drainase. Sekitar tiga hektar sawah dipastikan jadi korban jika pembuangan air urung dibangun.(CW2)

Sumber: