Bank Sampah: Ladang Penghasilan dan Amal

Bank Sampah: Ladang Penghasilan dan Amal

SRAGI – Sampah rumah tangga memang akan menjadi suatu masalah besar jika tidak bisa dikelola dengan baik, salah satunya menjadi menyebab pencemaran lingkungan. Begitu juga sebaliknya jika sampah bisa dikelola dengan baik tidak hanya bisa membuat lingkungan desa menjadi lebih bersih, namun juga mendajadi ladang penghasilan sampingan rumah tangga. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kuala Sekampung, Kecamatan Sragi yang sempat kewalahan dalam mengelola sampah rumah tangga yang mencemari lingkungan desa. Namun dalam beberapa hari terakhir masalah sampah tersebut mulai dikelola melalui bank sampah yang dimotori oleh karang taruna desa. Ketua Karang Taruna Desa Kuala Sekampung, Astra Suherman mengatakan, bank sampah yang resmi berjalan pada tahun 2020 ini merupakan jasa pelayanan penjemputan sampah rumah tangga. Yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat untuk membuang sapah pada tempatnya. “Bank sampah ini sebagai terobosan untuk menjaga kebersihan lingkungan Desa Kuala Sekampung. Dalam satu kali penjemputan yang bisa dilakukan per minggu, kami menawarkan jasa sebesar Rp 1.000 rupiah,” ujar Astra kepada Radar Lamsel di sela kegiatannya mengelola sampah tersebut, Selasa (4/2). Tak hanya sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan desa, bank sampah yang dikelola oleh karang taruna itu juga menawarkan beberapa keutungan bagi masyarakat. Sampah palstik yang sudah dipilah oleh masyarakat akan dibayar dengan harga Rp 1.500 per kilo gram yang dapat diambil dalam waktu tiga bulan sekali. “Sampah plastik yang dipilah kami olah menjadi lembaran-lembaran kecil plastik. Hasilnya bisa ditabung, atau ditukar dengan vocer wardes. Bahkan masyarakat yang ingin beramal, hasil penjualan sampah bisa diberikan kepada anak yatim,” ujarnya. Astra sendiri merasa optimis bank sampah yang dikelola oleh sepuluh pemuda Desa Kuala Sekampung ini akan berjalan dengan jangka panjang. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat, meski bank sampah ini baru hitungan hari namun sudah mendapat pelanggan yang cukup banyak. “Masyarakat sangat senang dengan adanya bank sampah ini, dalam tiga hari ini saja sudah ada 70 pelanggan. Tidak hanya itu saja pendapatan bank sampah ini selain masuk ke dalam kas karang taruna, sebagian juga masuk ke PAD desa,” sambungnya. Sementara itu Kepala Desa Kuala Sekampung, Budi Warkoyo menerangakan, bank sampah ini merupakan  salah satu upaya pemerintah desa dalam menangani masalah sampah yang sempat hangat bebarapa waktu lalu. Pada tahun 2019 lalu, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp 35 juta dari Dana Desa (DD) tahap ketiga untuk membangun  bank sampah tersebut. “Pada tahun 2019 kami menganggarkan dana sebesar Rp 35 juta. Harapan kami dengan adanya bank sampah ini bisa memberi lapangan kerja untuk pemuda serta memberi penghasilan untuk masyarakat dan desa,” harapnya. (vid)

Sumber: