Tiga Desa Jadi Lokus Pengentasan Stunting-Gizi Buruk
CANDIPURO – Tiga desa di Kecamatan Candipuro yakni, Desa Sidoasri, Karya Mulya Sari dan Desa Waygelam di tetapkan menjadi Lokasi Khusus (Lokus) penaganan stunting dan perbaikan gizi. Kepala Sub Bagian TU Puskesmas Candipuro Achmad Solatan mewakili KUPT Puskesmas Sunardi mengatakan, untuk program perbaikan gizi dan penangan stunting pihaknya secara intens melakukan pembinaan di tengah masyarakat dengan bekerja sama bersama pihak desa. “ Program penangan stunting dan perbaikan gizi di tengah masyarakat merupakan fokus program Puskesmas selain program lainya di Candipuro,” kata Achmad Solatan kepada Radar Lamsel di ruang kerjanya, Selasa (4/2). Dimana kata dia, saat ini ada tiga desa di Candipuro di tetapkan menjadi desa Lokus penanganan stunting dan perbaikan gizi. “ Tiga desa Lokus adalah, Desa Sido Asri, Waygelam dan Karya Mulya Sari sudah kami tetapkan menjadi desa khusus penaganan stunting dan perbaikan gizi. Program ini juga menyasar kepada desa lainnya,” tuturnya. Ia menjelaskan, desa yang sudah ditetapkan menjadi desa Lokus penaganan stunting dan perbaikan gizi itu, menurut catat Puskesmas pada tahun 2019 lalu, diketahui puluhan balita dan anak di tiga desa tersebut terindikasi mengalami perlambatan perkembangan dan pertumbuhan secara fisik dan kecerdasan. “ Seperti contoh kasus di Desa Sidoasri, ada seorang anak usia 5-6 tahun terindikasi mengalami perlambatan pertumbuhan dengan bentuk fisik lebih pendek dan kecerdasan juga menurun tidak seperti anak pada umumnya,” jelasnya. Itu terjadi, sambung Kasubag TU Puskesmas Candipuro itu, ditengarai akibat pada masa dalam kandungan dan pada saat menyusui sang bayi tidak cukup menerima asupan gizi dari sang ibunya. “ Hal itu bisa jadi, pada saat bayi seribu hari pertama kehidupan kekurangan asupan gizi dari sang ibu,” terang Solatan sapaan akrabnya. Melalui program pengentasan stunting dan perbaikan gizi ini, tiga desa yang menjadi Lokus akan diberikan perhatian lebih. “ untuk itu tiga desa Lokus akan kita lakukan pembinaan secara intens dengan di bantu oleh pihak desa. Melalui pemberian asupan gizi yang terjangkau menurut standar kesehatan. Kemudian juga ibu-ibu kita bina untuk secara rutin mengkonsumsi daun kelor,” tukasnnya. Sementara, Kepala Desa Sidoasri Samsul mengatakan, di tahun 2020 ini desa Sido Asri telah mengangarkan dana sebesar Rp. 15 Juta rupiah untuk program pengentasan stunting dan perbaikan gizi bagi ibu, bayi dan balita tersebut. “ Tahun ini, kami telah menganggarkan 15 juta rupiah untuk program ini,” kata Samsul Dalam segi pembinaan kata Samsul, pihaknya juga melibatkan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) di desanya. Kemudian pihaknya juga memiliki program unggulan di desa yakni, untuk satu keluarga di himbau untuk menanam satu pohon kelor di kediaman masing-masing. “Sebagai wujud keseriusan penangan stunting dan perbaikan gizi di tengah masyarakat, kami telah menyediakan sedikitnya 5000 daun kelor untuk diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat untuk di tanam di halaman rumah masing-masing,” ucap Samsul. Ia berharap, melalui program tersebut pengentasan stunting dan poerbaikan gizi kepada bayi, balita, anak-anak dan ibu menyusui di desa dapat berjalan sesuai yang di harapkan. “ Saya berharap melalui program ini, warga di desa Sidoasri terbebas dari stunting dan gizi buruk,” harap Kepala Desa sidoasri itu.(CW2)
Sumber: