Pemugaran Wajah Kota Dapat Saran!

Pemugaran Wajah Kota Dapat Saran!

KALIANDA – Dua akademisi yang ada di Kabupaten Lampung Selatan menyambut baik rencana pembangunan wajah Kota Kalianda sebagai icon daerah. Pasalnya, mereka menilai daerah berjuluk Kabupaten Khagom Mufakat sejauh ini belum memiliki identitas daerah yang spesifik serta ber-ciri khas yang lain daripada yang lain. Seperti yang disampaikan Doses STIE Muhammadiyah Kalianda Tamam, SE, MM. Dia berpendapat, jika rencana pembangunan bundaran dan jalur dua yang bertujuan untuk mempercantik daerah dan sebagai identitas wilayah bisa ditempatkan pada pusat kota. Disamping itu, juga perlu mementingkan sisi manfaat dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. “Kalau pendapat saya alangkah baiknya itu dibangun di Jalan Lintas Sumatera depan Masjid Agung menyambut Kantor Pemerintahan. Karena, disitu salah satu titik teramai dan tersibuk. Terlebih, di lokasi jalan itu kerap terjadi kecelakan. Mudah-mudahan dengan berdirinya bundaran bisa menekan angka kecelakaan. Ini yang saya katakan ada sisi manfaat dari pembangunan,” ungkap Tamam kepada Radar Lamsel via telepon, Selasa (4/2) kemarin. Dia menambahkan, alangkah lebih elok jika rencana pembangunan icon  daerah itu bisa dibangun di setiap titik akses menuju pusat Kota Kalianda. “Kita ada dua exit tol. Di depan SMA 2 Kalianda dan GWH Kalianda. Kalau bisa semuanya dibangun secara bertahap. Agar daerah kita punya lambang ciri khas daerah,” imbuhnya. Mantan Ketua STIE Muhammadiyah Kalianda ini juga mengusulkan, pembangunan wajah Kota Kalianda yang direncanakan harus benar-benar terkonsep. Sehingga, benar-benar memiliki ciri yang berbeda dari kota-kota lainnya. “Surabaya punya lambang tugu ‘Suro dan Boyo’ (Ikan Hiu dan Buaya dalam bahasa Jawa’red). Kalau ada lambang foto itu orang pasti langsung menyebut itu Surabaya. Jadi, kalau bisa benar-benar yang terhimpun dari 17 kecamatan ini. Tapi, tidak menghilangkan sejarah dan kedaerahannya yang berbeda dari kota lain,” tutupnya. Senada disampaikan Ketua STIH Muhammadiyah Kalianda Subagio, SH, MH. Dia menilai, icon atau lambang ciri khas daerah yang dituangkan melalui pembangunan wajah kota menjadi kebanggan tersendiri bagi warganya. “Mudah-mudahan, nantinya bisa menjadi booming dengan dibangunnya bundaran tersebut. Kita pasti bangga kalau ada orang luar daerah memposting foto di daerah tempat kita tinggal,” kata Subagio. Namun demikian, dia meminta agar rencana pembangunan ini tidak asal-asalan. Yakni, dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar pembangunan bisa membawa manfaat yang besar. “Seperti penentuan lokasi nya dimana menjadi hal yang sangat penting, jangan asal-asalan. Harus dipertimbangkan aspek historinya, dari sisi lainya juga harus diperhitungkan yang matang. Kalau untuk lokasi, saya kira cari dimana tempat yang mobilitasnya ramai dan tepat di jantung kota. Supaya Kalianda bisa hidup dengan adanya pembangunan itu,” imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, dalam penentuan rancangan pembangunan wajah Kota Kalianda juga tidak boleh main-main. Dia berpendapat, agar pemerintah menggali informasi dan melakukan kajian supaya tidak keluar dari identitas daerah. “Kalau disayembarakan bentuk atau rancangan pembangunannya kepada masyarakat umum sepertinya bagus. Jadi, logo siapa yang dianggap mewakili ciri khas daerah bisa diterapkan dalam pembangunan wajah Kota Kalianda ini. Karena, icon daerah biasanya selalu melihat dari sisi sejarah pada zaman dahulu,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, anggaran sekitar Rp10 Miliar siap dikucurkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lampung Selatan untuk membangun bundaran dan jalur dua sebagai identitas Kota Kalianda. Sejauh ini, konsultan perencanaan tengah mengkaji lokasi berdirinya ‘wajah’ Ibu Kota Kabupaten Khagom Mufakat  berikut rancangannya. Kepala Dinas PUPR Lamsel M. Syahroni menegaskan, anggaran tersebut telah dialokasikan dari dana hibah APBD Lamsel 2020. Namun, pihaknya melalui konsultan perencanaan tengah melakukan berbagai kajian publik untuk menentukan lokasi yang tepat. “Sedang direncanakan oleh konsultan gambar atau rancangan bangunan bundaran sebagai icon Kota Kalianda. Lokasinya juga masih belum viks. Karena ada dua usulan lokasi yang kita anggap strategis. Kita lihat saja nanti hasilnya dari pihak konsultan,” ungkap M. Syahroni kepada Radar Lamsel via telepon, Senin (3/2) kemarin. Dia menjelaskan, dua lokasi pilihan yang dianggap strategis untuk membangun jalur dua berikut bundaran dilengkapi tugu itu di depan Gor Way Handak dan Tugu Tuping Kalianda. Dalam waktu dekat, pihaknya bakal melakukan ekspos setelah hasil kajian dari pihak konsultan perencanaan. “Jadi, setiap pengguna jalan yang melintas di bundaran itu nantinya bakal tahu kalau itu adalah Kota Kalianda. Maka, sekarang ini rancangan bundaran berikut tugu tengah diuji publik dengan melibatkan para tokoh adat dan masyarakat,” terangnya. Mantan Kabid Pengairan DPUPR Lamsel ini menambahkan, pembangunan wajah Kota Kalianda pada tahun ini memang menjadi prioritas. Sebab, selama ini Kota Kalianda tidak memiliki ciri khusus yang menandakan identitas daerah. “Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, orang sudah bisa tahu ini Kota Kalianda hanya dengan melihat bundaran dan tugu yang nanti akan dibangun. Apalagi, bangunan tugu nya memang melambangkan identitas kota yang diambil dari ke-khasan daerah ini,” tutupnya. Pemkab Lampung Selatan bakal merubah wajah Kota Kalianda, khususnya di kawasan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Informasinya, jalan negara di kawasan Gor Way Handak (GWH) Kalianda hingga Tugu Topeng akan dibangun menjadi dua jalur. Bahkan, dikabarkan saat ini tengah mengajukan izin kepada Kementerian PUPR untuk mewujudkan wacana tersebut. Hal ini sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat dengan mempercantik wajah Kota Kalianda ditengah cepatnya pembangunan berskala nasional. Informasi ini dibenarkan Pj. Sekkab Lamsel Thamrin, S.Sos. Dia juga tidak menampik, jika usulan pembangunan jalur dua di jalan tersebut sudah sampai di Kementerian PUPR. “Anggarannya sudah kita siapkan. Jika diamini, langsung kita proses. Kita ingin wajah Kota Kalianda semakin cantik dan dikenal banyak masyarakat luar daerah yang melintas,” ungkap Thamrin dikantornya, pekan lalu. (idh)

Sumber: