Jual Rumah Sampai Putus Sekolah
Derita Gadis Penderita Jantung Bocor
SIDOMULYO – Sulis Setioningsih (28) warga Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, bertahun-tahun lemah tidak berdaya di atas pembaringan, gadis itu berjuang melawan penyakit jantung bocor dan hypertensi paru-paru yang didertinya selama puluhan tahun. Pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri I Sidomulyo, namun keadaan fisiknya mengharuskan ia terpaksa berhenti bersekolah. Biaya pengobatan yang mahal memaksa orangtuanya Sukatno (56) yang seorang Sopir dan Pertiwi (55) menjual rumah dan sebidang tanah milik mereka demi kesembuhan si buah hati. Lantaran, tidak memiliki tempat tinggal lagi, kini Sulis dan kedua orangtuanya tinggal di kediaman kakaknya. Saat wartawan Radar Lamsel bersama Kepala Desa Sukabanjar Asikin dan beberapa petugas Puskesmas Sidomulyo berkunjung ke kediaman Kresna Widi Astuti (32) kakak perempuan Sulis Setioningsih di Desa Sukabnaj Sabtu (8/2) tempat Sulis dan kedua orang tuanya kini tinggal. Sejak didiagnosa menderita jantung bocor dan hypertensi paru-paru oleh dokter puluahn tahun lalu. Sampai hari ini, penyakit penyakit Sulis justru semkin parah dan kondisinya lemah sejak lima tahun belakangan. Bahkan kini, Sulis sudah tidak dapat berjalan lagi. Karena, kedua kakinya mengalami pembengkakan. Raut wajah Sulis tampat pucat dengan kondisi fisik kurus, meski sudah dewasa namun paras wajah Sulis masih seperti anak belia. Saat ini, Sulis dan keluarganya harus tabah dan sabar menjalani kondisi itu dan suidah tidak bsa berbuat banyak. Hanya bisa berdoa dan berharap ada perhatian dari pemerintah dan uluran tangan dari para dermawan. Dengan nada parau, Pertiwi menceritakan, putrinya pada saat balita sampai beranjak Sekolah Dasar (SD) kondisi kesehatan terbilang lemah dan mudah sakit-sakitan. “ Memang kondisi kesehatan putri kami ini tergolong lemah, itu sudah nampak semjak lahir sampai hari ini,” ucap Pertiwi. Sejak itu, serangkaian pengobatan secara intensif telah di tempuh oleh pihak keluarga untuk kesembuhan puttrinya tersebut. “ Kami sudah berupaya secara maksimal melakukan pengobatan ke rumah sakit abdul moeloek. Bersukur pada sat itu barngsur kondisi kesehatan Sulis membaik dan beraktifitas bersama keluarga dan teman-temanya secara normal,” ujarnya. Kemudian, memasuki masa SMP kata Pertiwi, dirinya menjelaskan kepada pihak sekolah mengenai kondisi kesehatan putrinya itu dan meminta pihak sekolah untuk adanya perhatian khusus. “ Baru masuk satu semester, kondisi kesehatan putri kami menurun, mungkin akibat aktifitas di sekolah. Sejak saat itu putri kami sering masuk ke rumah sakit. Hingga akhirnya harus berhenti dari sekolah,” kata ibu empat orang anak itu. Dikatakan, kala itu seorang tetangga menyarankan pihak keluarga untuk membawa Sulis ke dokter spesialis di kota Bandar Lampung. “ Setelah di periksa disana, dokter menyimpulkan bahwa putri saya didiagnosa positif menderita jantung bocor,” ungkapnya seraya tertegun lesu. Kondisi kesehatan Sulis semakin menurun bahkan hampir keritis. Saat itu pihak keluarga memutuskan untuk membawa Sulis ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. “ Sempat di rawat selama tiga bulan setengah oleh tim dokter di rumah sakit jantung harapan kita di jakarta, sebelum akhirnya dokter mengatakan tindakan pengobatan Sulis terpaksa tidak bisa dilanjutkan dengan alasan kemungkinan keberhasilan hanya sepuluh persen,” terangnya. Meski sudah berupaya maksimal dengan menjual rumah dan sebidang tanah untuk membiayai kesembuhan putrinya sejak tahun 2018 lalu. Namun pengobatan Sulis terpaksa terhenti lantaran pihak keluarga tidak memiliki apa-apa lagi untuk mebiayai pengobatan Sulis. “ Sudah tidak mampu lagi membiayai pengoabatan anak saya. Bahkan, biaya BPJS pun sudah tidak terbayarkan. Semua harta benda yang kami milik habis terjual demi pengobatan Sulis putri kami,” ucap Pertiwi seraya menyekat air mata. Pihak keluarga saat nii hanya bisa berharap uluran tangan para dermawan dan peemrintah untuk mebantu pengobatan sang putrinya tersebut. “ Bila sakit jantung Sulis sedang kambuh, nafasnya sesak dan sampai sekarang masih bergantung dengan tabung oksigen. sekiranya di luar sana ada yang dapat membantu, kami pihak keluarga sangat berharap,” harap Pertiwi. Semenatar, Kepala Desa Sukabanjar Asikin mengatakan, demi kesehatan Sulis Setioningsih yang sedang berjuang melawan penyakit yang di deritanya. Kedua orang tuanya kini sangat membutuhkan uluran tangan. “ Kami pun ikut prihatinkan akan penyakit yang di derita oleh Sulis ini. Rencananya, pihak desa warga sekitar akan melakukan penggalang dana untuk biaya pengobatannya,” ujar Asikin. Selain itu sambungnya lagi, saat ini pihaknya juga sedang berupaya berkoordinasi bersama pihak Puskesmas setempat. “ Rencananya, kami bersama pihak pusekasmas Sidomulyo akan mengupayakan Sulis dimasukan kedalam kepesertaan PBI BPJS. Kami pun berharap kepada kepada Pemerintah dan para dermawan bisa membantu untuk kesembuhan Sulis. Agar, pengobatan tidak terhenti,” harap Kepala Desa Sukabanjar itu.(CW2)Sumber: