POPT Tekan Perkembangan Hama Penggerak Padi
PENENGAHAN – POPT Kecamatan Penengahan menemukan perkembangan hama penggerek batang padi di lahan padi Desa Taman Baru, kecamatan setempat. Hama yang bisa menurunkan produksi padi sampai 75 persen ini diketahui telah menyebar di lahan seluas 2 hektar. Beruntung, POPT bersama kelompok tani Sakin Haga, desa setempat, berhasil menekan perkembangan hama tersebut. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tumbuhan) pada tanaman padi umur tanaman 30-40 hst (hari setelah tanam) dilakukan di hamparan padi seluas 17 hektar. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk pengamatan OPT yang berkembang saat ini. Dari sini, POPT melihat jika perkembangan hama penggerek batang padi masih di bawah ambang pengendalian. “Untuk mengantisipasi perkembangannya, kelompok tani sudah mengendalikan sesuai dengan (PHT) pengendalian hama terpadu,” kata Ketua Poktan Sakin Haga, Zulkifli Idrus, kepada Radar Lamsel, Kamis (13/2/2020). Selain hama, Poktan dan POPT juga memfokuskan pengamatan terhadap beberapa kelompok telur penggerek batang padi. Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, mengatakan meski hama penggerek telah ditemukan, namun pengendalian secara kimia belum direkomendasikan untuk saat ini. Syafruddin melanjutkan jika petani bisa menempuh jalan lain dengan melakukan pengendalian secara fisik. Caranya dengan mengumpulkan kelompok telur hama penggerek batang. Menurutnya, cara ini sangat efektif karena mampu menumpas perkembangan hama yang bertelur di tanaman padi. “Kelompok telur tersebut diambil, kemudian dimasukkan ke dalam bumbung bambu. Cara ini kami lakukan supaya kelompok telur yang telah terparasit bisa lepas kembali,” katanya. Pengendalian kelompok telur secara fisik, lanjut Syafruddin, bisa menyelamatkan sekitar 150-200 batang padi dari kerusakan. Sekam itu dilihat dari metode penghitungan. Pasalnya, dalam 1 kelompok telur yang terjadi penetasan akan menghasilkan 150-200 ekor ulat. Artinya, satu ulat akan merusak 1 batang. “Sejauh ini masih bisa kami kendalikan karena populasi musuh alami di lahan masih tinggi,” katanya. (rnd)
Sumber: