Bukan Pembeli yang Datang tapi Banjir

Bukan Pembeli yang Datang tapi Banjir

Perencanaan Gagal Pasar Sidomulyo

SIDOMULYO – Pasar Sidomulyo tak sudah-sudah menyedot perhatian. Sempat berpolemik diawal-awal pembangunan hingga isu jual beli kios. Alih-alih disibukkan dengan aktivitas jual beli tawar menawar, pedagang di dalam pasar itu malah disibukkan dengan banjir yang kerap melanda setiap hujan lebat. Pemicunya tak lain dari kapasitas drinase yang tidak lagi mampu menampung air hujan. Sehingga, air meluap dan mengenangi lapak-lapak para pedagang mencapai 30 Centimeter. Jika air sudah surut, persoalan belum tentu. Sebab bekas genangan menyebabkan kondisi sekitar pasar becek plus bau sampah yang acap dikeluhkan pembeli juga pedangan. Pedagang disana, Mulyadi (45) mengatakan, ketika hujan lebat di wilayah Sidomulyo dan sekitarnya, lingkungan pasar menjadi becek, akibat tergenag air luapan dari drinase yang sudah tidak lagi memadai. “ Jika hujan lebat di Sidomulyo, lingkungan pasar menjadi kumuh dan becek, akibat luapan air yang berasal dari drinase pasar yang kecil,” terang Mulyadi kepada Radar Lamsel, Minggu (16/2). Kondisi itu kata Mulyadi sangat dikeluhkan para pedagang. Sebab, para pengunjung memilih untuk menunda sementara aktifitasnya ke pasar tersebut. “ Hasilnya, pasar sepi pengunjung dan dagangan kami tidak habis terjual. Ya outomatis pendapatan kami menurun. yang tadinya pendapatan setiap hari dagangan sayur saya mencapi Rp.450 ribu, kini hanya  Rp. 250 ribu, ” ungkap Mulyadi. Sementara, salah seorang pengunjung pasar tradisonal Sidomulyo Hapifah (35) warga Desa Talangbaru mengatakan, kondisi pasar yang sepi ketika hujan merupakan pemandangan yang sudah biasa dialami. “ Sebab, ketika hujan lingkungan pasar becek dan tergenagan air mencapai 30 Centimter. Saya, lebih memilih menunda sementara aktifitas kepasar sambil menunggu hujan reda,” kata Hapifah. Selain itu sambungnya, akibat gengan air yang berasal dari drinase masuk ke lingkungan pasar menimbulkan aroma tidak sedap. “ Kondisi ini membuat tidak nyaman para pengunjung. Ketika hujan lebat selain becek dan tergenag air lingkungan pasar juga beraroma tidak sedap,” imbuhnya. Terpisah, Kepala UPT Pasar Sidomulyo, Agus Syahroni mengatakan, persolan tersebut memang menjadi keluhan pedagang dan para pengunjung pasar. “ Persolan itu di picu akibat kapasitas drinase di lingkungan pasar tidak lagi mampu menampung air hujan,” kata Agus Syahroni. Dijelaskan, mulai dari tampak samping danbelakang pasar, kondisi drinase dikawasan pasar kapasitasnya kecil dan sudah mengalami sendimentasi. Kondisi diperburuk dengan tidak adanya drinase di halaman depan pintu masuk pasar. “ Sehingga, kapasitas drinase yang sempit juga dangkal tidak mampu menmpung curah air hujan. Akibatnya, air meluap masuk ke lapak-lapak para pedagang. Kondisi ini sangat merugikan mereka,” terang Agus Syahroni. Dikatakannya, upaya pengusulan pembanguan drinase di halaman pintu masuk dan pengerukan sedimentasi, drinase di kawasan pasar Sidomulyo itu sudah kerap di lontarkannya saat Musrenbang di Kecamatan. “ Namun sampai hari ini respon pembangunan dan perbaikan urung terelisasi informasinya, di tahun ini pembangunan dan normalisasi drinase sudah masuk dalam rencana pembangunan oleh Pemkab Lamsel. harapan kami, Pemkab Lamsel benar-benar merealisasikannya,” harap Kepala UPT Pasar Sidomulyo itu.(CW2)

Sumber: