Sadari Penyebab DBD!

Sadari Penyebab DBD!

KALIANDA – Puskesmas Way Urang menyebut penyakit DBD yang mewabah di wilayahnya disebabkan 5 hal. Pertama tingginya mobilitas warga, ditemukannya tempat perlindungan nyamuk aedes aegypti. PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) belum diterapkan  secara serentak, dan terus menerus. Kemudian diiringi status ekonomi kurang, dan terakhir lingkungan yang kumuh. Beberapa hal tersebut ditemukan di desa dan kelurahan yang terserang penyakit berbahaya itu. Pihak Puskesmas Way Urang telah mempersiapkan skema tindak lanjut dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), penyuluhan abatesasi, fogging fokus, Jumat bersih, serta gotong royong. Kepala UPT Puskesmas Way Urang, Saiful Anwar, S. Km mengatakan karena hal-hal itu, kasus DBD di wilayahnya masih bertambah. Sejak Januari sampai Februari ini, instansi yang membawahi masalah kesehatan di desa dan kelurahan ini mencatat ada 18 kasus. Jumlah ini bertambah 5 kasus dari sebelumnya yang hanya 14 kasus. Rinciannya Kelurahan Wayurang 5 kasus, Kelurahan Waylubuk 4 kasus, Desa Kedaton 4 kasus, Desa Hara Banjarmanis 1 kasus, Desa Tajimalela 2 kasus, Desa Sukatani 1 kasus, dan Desa Agom 1 kasus. Semua kasus DBD yang terjadi di desa dan kelurahan ini disebabkan kelima hal tersebut. “Iya, nambah pasien. Kemarin (Rabu) kita sudah fogging di Desa Kedaton,” kata Saiful kepada Radar Lamsel, Kamis (20/2/2020). Kasus terbaru ditemukan di Desa Kedaton, Desa Taman Agung, dan Desa Agom pada periode 18-20 Februari ini. Saiful berharap masyarakat menyadari hal-hal tersebut, kemudian mencari inisiatif agar penyakit DBD tidak mewabah lagi. Tentunya dengan melakukan langkah konkret dengan menerapkan PHBS. Jika PHBS sudah diterapkan, wilayah yang semulanya terserang DBD bilang menurun karena tempat perlindungan nyamuk telah ditiadakan. Dari sisi lain, PHBS juga mampu mengurangi lingkungan yang kumuh akibat sampah, dan semacamnya. Mengingat curah hujan yang masih tinggi, Saiful meminta masyarakat untuk menerapkan perilaku 3M supaya mampu menekan serangan DBD. Sebisa mungkin, masyarakat diminta menjaga pola hidup sehat disertai dengan asupan gizi yang baik. “Karena (hujan) menyangkut masalah sanitasi. Kalau hanya fogging, tidak bakal selesai. Jadi perlu kebersamaan antara petugas puskesmas, pemerintah desa, dan tentunya masyarakat,” katanya. (rnd)

Sumber: