Jangan Panik Berlebihan Sikapi Corona !
KALIANDA – Antisipasi terhadap ancaman penyebaran virus corona gencar dilakukan ditingkat daerah, pasca ditetapkannya Indonesia sebagai negara terpapar penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini. Namun, masyarakat dihimbau tidak panik berlebihan lantaran tindakan preventif telah dilakukan melalui instruksi Kementerian Kesehatan RI. Seperti yang dilakukan jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan dengan melibatkan seluruh tim medis yang bertugas di tingkat puskesmas. Ditambah lagi, penyiagaan alat pengukur suhu tubuh atau thermoscanner di kawasan Pelabuhan Bakauheni dan Bandara Raden Intan II serta pemantauan intensif bagi kedatangan masyarakat dari negara terpapar. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Lamsel Kristi Endarwati mewakili Kepala Dinkes Lamsel dr. Jimmy B. Hutapea mengungkapkan, informasi kongkret yang berkaitan dengan virus corona bisa dikonfirmasi langsung dengan jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Sebab, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan yang berhak mengeluarkan statmen berkenaan dengan hal tersebut. Namun demikian, pihaknya memastikan seluruh jajaran tim kesehatan intens melakukan tindakan preventif untuk pencegahan penyebaran virus covid-19 ini. Bahkan, koordinasi dengan jajaran kesehatan secara berjenjang juga terus dimaksimalkan. “Maka kita himbau masyarakat untuk tidak cemas yang berlebihan. Jika terdapat indikasi penyakit yang mengarah terhadap Pneumonia seperti batuk dan flu segera datang ke layanan kesehatan terdekat. Virus corona ini bisa ditangani dan disembuhkan dengan penanganan yang benar,” ungkap Kristi saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Selasa (3/3) kemarin. Dia menjelaskan, virus covid-19 ini belum masuk dalam kategori virus yang berbahaya ketimbang virus sars dan mers yang masih satu keluarga dengan virus tersebut. Sebab, prosentase angka kematian akibat virus corona baru sekitar 2,6 persen dari jumlah penderitanya yang tersebar di beberapa negara. Namun, dia tidak menampik jika informasi yang beredar di sejumlah media mengakibatkan timbulnya keresahan di kalangan masyarakat akan bahaya penyakit ini. Maka, pihaknya terus menghimbau agar masyarakat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). “Kalau virus mers ini tingkat kematiannya diangka 3 persen lebih dari jumlah penderita. Tapi memang informasi yang beredar tidak se heboh corona. Kenapa saya katakan tidak terlalu berbahaya, ketika tubuh kita sehat maka kita tidak mungkin tertular. Olahraga dan pola makan juga harus dijaga secara rutin,” terangnya. Dia memaparkan, secara kasat mata penderita yang terpapar virus corona memang tidak terlihat langsung. Mereka, hanya terlihat seperti penyakit flu biasa dengan gejala batuk dan pilek. Namun, lambat laun kondisi badan si penderita mengalami letih dan lesu berkepanjangan. Biasanya, para penderita yang mengalami kematian berada diusia lanjut (lansia). Karena, daya tahan tubuh yang sudah lemah ditambah dengan lambatnya penanganan ditingkat layanan kesehatan. “Karena, si penderita menganggap jika penyakit yang dialami adalah flu biasa. Maka, kita minta masyarakat yang menderita flu lebih dari tiga hari segera memeriksakan diri. Agar kita semua bisa mengetahui gangguan penyakit apa yang sedang diderita. Karena, ketika tubuh kita fit dan bugar penyakit flu biasa akan hilang dengan cepat,” bebernya. Di sisi lain, terhitung 1 Maret 2020 ini ada sekitar 185 warga yang menjadi pantauan virus corona. Namun, sebanyak 132 orang dinyatakan aman dan sehat. Sementara itu, 53 orang sisanya masih menjalani pantauan karena belum genap 14 hari sejak kedatangan mereka dari luar negeri. “Setiap warga kita dari negara lain masuk dalam kategori orang dalam pantauan selama 14 hari kedepan. Koordinasi dengan jajaran KKP terus ditingkatkan untuk mengetahui database kedatangan warga baik dari Pelabuhan Bakauheni maupun Bandara Raden Intan II,” tukasnya. Terpisah, PT. ASDP Indonesia Cabang Bakauheni juga menyiapkan langkah-langkah pencegahan virus berbahaya itu melalui jalur laut. Alat pendeteksi suhu virus itu sudah ada di dermaga eksekutif Pelabuhan Bakauheni sejak Januari lalu. Tetapi alat itu belum berfungsi karena tidak diaktifkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang, Bandar Lampung. Humas PT. ASDP Indonesia Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, mengatakan yang bisa mengaktifkan alat itu hanya KKP Kelas II Panjang selaku pemilik. Syaiful mengamini kalau penyebaran virus corona sangat mengkhawatirkan masyarakat. Meski demikian, PT. ASDP tidak memiliki wewenang kepada KKP Kelas II Panjang supaya mengaktifkan alat tersebut. “Kalau dari kita mungkin tidak ya. Menurut saya mereka lebih tahu kapan waktunya. Dan harusnya mereka lebih aware terhadap penyebaran virus ini di pelabuhan-pelabuhan,” katanya. Syaiful mengakui kalau satu unit alat pendeteksi virus Corona yang di tempatkan di Pelabuhan Bakauheni masih kurang. Sebab, alat itu hanya dipasang di dermaga eksekutif saja. Padahal masih ada dermaga reguler yang jumlah penumpangnya kerap lebih banyak dari dermaga eksekutif. Meski tak secara formal, Syaiful mengatakan pihaknya berniat meminta tambahan satu alat lagi kepada KKP Kelas II Panjang. “Paling nanti kita sampaikan secara langsung saja. Kalau melihat kondisi jelas kurang. Ada dua dermaga yang harus diakomodir. Sedangkan dermaga reguler penumpangnya cukup banyak,” katanya. Sebelumnya diberitakan, RSUD Bob Bazar Kalianda ditunjuk jadi salah satu rumah sakit rujukan bagi masyarakat yang terserang virus covid-19 atau corona. Informasi ini didapat Radar Lamsel setelah menelusuri website milik Kementerian Kesehatan RI. Keterangan yang tertera dalam website ini menyebutkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam penanganan penyakit covid-19. Website yang dipublikasikan pada pukul 00.00 WIB, Senin (2/3/3030) ini menyebutkan bahwa RSUD Bob Bazar Kalianda masuk katogri sebagai rumah sakit rujukan bersama 4 rumah sakit lain yang ada di Provinsi Lampung. Yaitu RSU Abdoel Moeloek, Bandar Lampung, RSU Mayjend. H.M Ryacudu, Kotabumi, dan RSU Ahmad Yani, Metro. Radar Lamsel mengonfirmasi dr. Media Apriliana, selaku Direktur RSUD Bob Bazar Kalianda. Wanita yang akrab disapa Nana ini mengamini kalau rumah sakit yang dipimpinnya itu ditunjuk langsung oleh Kemenkes RI sebagai rumah sakit rujukan penyakit covid-19. Penunjukkan ini sebagai bentuk kesiapsiagaan dan pencegahan penularan penyakit infeksi emerging (pie). “Kami sudah membentuk tim yang dikomandoi oleh dokter spesialis penyakit paru-paru, yaitu dr. Gatot, Sp. P. Dan juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan,” kata Nana, Senin (2/3) tadi malam. (idh/rnd)
Sumber: