Pemkab Keruk Sampah Sungai Waypisang

Pemkab Keruk Sampah Sungai Waypisang

PALAS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel) akhirnya menurunkan alat berat (ekskavator) untuk mengeruk sampah kayu yang menyumbat aliran sungai Waypisang, Kecamatan Palas sepanjang 1 Kilometer, Sabtu (16/4). Pengerukan sampah yang menyumbat aliran sungai Waypisang sebagai langkah antisipasi banjir seperti yang terjadi pada 4 April lalu. Saat itu, air sungai meluap ke areal pertanian padi dan perkebunan cokelat akibat saluran sungai yang tersumbat sampah dan pendangkalan. Pantauan Radar Lamsel dilokasi pengerukan sampah kayu di Bendungan Simpang Kenaat, Desa Sukabhakti, Kecamatan Palas, pengerukan dimulai sejak Jumat (16/4) lalu. Hingga kemarin, pengerukan sampah dengan menggunakan satu alat berat masih terus berjalan. Diperkirakan, pekerjaan pengerukan sampah kayu menggunakan alat berat dan dibantu juga oleh warga sekitar itu berakhir sampai, Senin (18/4). Petugas PU Kecamatan Palas-Sragi Dayadi mewakili Kepala UPT Sagaratak mengatakan, jika cuaca baik, pengerukan aliran sungai akan selesai selama 2-3 hari. Menurutnya, pengerukan sampah menggunakan ekskavator dengan dibantu warga sekitar. “Jika tidak ada kendala, diperkirakan besok Senin (hari ini’red), pengerukan sampah kayu di aliran sungai Waypisang sudah selesai,” kata Dayadi. Selain itu, Dayadi juga mengungkapkan, tahun ini Pemkab Lamsel rencananya akan menambah anggaran biaya operasional perawatan yang sifatnya mendesak. Langkah tersebut merupakan upaya Pemkab Lamsel untuk mengantisipasi musibah banjir serupa terjadi didesa Sukaraja dan Sukabhakti. “Bersukur Pemkab Lamsel rencananya tahun ini akan menambah anggaran operasional perawatan sungai Waypisang. Jika nanti anggaran terealisasi, maka UPT Dinas PU Palas-Sragi akan cepat melakukan langkah penanggulangan agar banjir bisa diantisipasi,” kata Dayadi. Tarmudin (60), warga Desa Sukaraja mengatakan, dirinya dan warga sekitar dengan penuh kesadaran bergotong-royong membantu petugas PU menarik sampah kayu yang tersisa dialiran sungai Waypisang. “Jika bergotong-royong saya yakin pengerukan sampah kayu yang menyumbat aliran sungai menggunakan eksavator bisa cepat selesai. Jika sudah selesai kami petani juga tidak khawatir banjir lagi dan bisa memulai menanam padi kembali,” kata Tarmudin. (CW2).

Sumber: