Harapan petani setempat saat panen raya ditengah ancaman Covid-19 ini bisa menyelamatkan ekonomi mereka, tetapi ternyata harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena, hasil gabah kering pungut petani di daerah itu harganya anjlok dan harga jual gabah turun cukup jauh dari harga biasanya.
Salah seorang petani padi di Desa Batu Raja, Yatno mengatakan, sebelum Covid-19 yang menjadi masalah para petani adalah pupuk dan itu menjadi hal lumrah dikalangan kelompok petani (Poktan) di Kabupaten Pesawaran, namun dampak setelah adanya pandemi Covid-19 harga gabah padi setelah panen anjlok dari harga sebelumnya.
\"Bagi kami para petani, masalah pupuk sebelum ada Covid-19 sudah biasa bagi kami. Tetapi setelah adanya Covid-19 ini harga padi saat ini anjlok dan turun jauh awalnya Rp.450.000 per kwintal, lalu menjadi Rp.420.000 dan sekarang menjadi Rp.380.000 perkwintal. Kalau perkilo sebelumnya dari Rp4.200 sekarang turun ke angka Rp 3.500 perkilonya,\" ujar Yatno kepada Radar Pesawaran, Sabtu (02/5).
Meski harganya turun, imbuh Yatno, mau tak mau dirinya selaku petani harus menjual padi miliknya, apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini.
\"Ya, kami tetap menjual gabah Rp 3.500 perkilo, harga itu turun dari biasanya. Tapi, harus dijual karena untuk bayar upah dan modalnya selama bertani,\" ucapnya.
Terpisah, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sindang Garut, Mamat yang memiliki sawah seluas 1 hektar, mengeluhkan panen padi terganggu dengan hama, tetapi yang menjadi kendala terbesar penurunan harga gabah yang disebabkan pandemi Covid-19 di daerahnya, dan harga itu anjlok ketika tiba musim panen.
\"Melihat hasil panen padi saat ini bagus, perpetak sawah saya bisa panen sampai 2 kwintal gabah, yang menjadi kendalanya masalah harga gabah yang anjlok, saat petani panen harga padi turun apalagi dibarengi wabah Covid-19 ini,\" keluh Mamat.
Panen raya yang diperkirakan berlangsung bulan April hingga Mei di Kecamatan Way Lima, tidak terlalu berpihak kepada petani. Karena, harga panennya anjlok lantaran diduga dampak dari pandemi Convid-19.
Menyikapi persoalan ini, Mamat selaku kelompok tani dan masyarakat berharap, kehadiran pemerintah untuk membuat kebijakkan yang berpihak kepada petani, agar pemerintah bisa mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
\"Dampak Covid-19 sudah berdampak besar ke sumber ekonomi masyarakat kita, panen raya kali ini adalah harapan kami satu-satunya, tapi harganya anjlok. Ya, kita minta pemerintah ada disini bersama masyarakat khususnya para petani, supaya pemerintah bisa mengantipasi dan melakukan stabilisasi harga jangan sampai harga gabah di bawah HPP,\" harapnya. (eggy/esn)