Satu Dokter di Kalianda Positif Covid-19
Istri, Anak dan Dua Pekerjanya Bakal Diswab
KALIANDA – Publik Kalianda makin was-was. Setalah satu orang dokter praktek di ibu kota Lampung Selatan ini dinyatakan positif covid-19. Juru bicara covid-19 Provinsi Lampung menyebut dokter tersebut pada tanggal 11 April 2020 menerima kunjungan dari pasien berinisial KA dan disarankan untuk dirujuk ke RSUD Pemkab Lamsel. Kemudian diketahui pasien KA tersebut ditetapkan sebagai PDP dengan hasil swabnya adalah negatif. Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menjelaskan riwayat pasien terkonfirmasi positif covid-19 nomor 53 asal Lampung Selatan tersebut adalah seorang laki-laki usia 70 tahun yang merupakan salah satu dokter praktek mandiri di daerah Kalianda, Lampung Selatan. “Dokter tersebut pada tanggal 11 April 2020 yang menerima kunjungan dari pasien KA dan disarankan untuk dirujuk ke RSUD Pemkab Lamsel. Kemudian diketahui pasien KA tersebut ditetapkan sebagai PDP dengan hasil swabnya adalah negatif,\" kata Reihana melalui video converence, Senin (04/05/2020). Sejak tanggal 13 April lalu, dokter tersebut sudah tidak lagi membuka praktek. Tanggal 17 April, yang bersangkutan mendatangi RS Pemkab Lamsel untuk melakukan rapd test dan hasilnya nonreaktif atau negatif. \"Tanggal 27 April 2020, penderita kembali mendatangi RSUD Pemkab Lamsel, dengan keluhan batuk dan kemudian dilakukan rapid test dan hasilnya adalah nonreaktif juga dalam arti adalah negatif,\" lanjutnya. Kemudian, petugas rumah sakit mengambil swab tenggorokan dan langsung dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan penderita juga langsung dirawat di ruang isolasi. \"Tanggal 28 April 2020 penderita dirujuk ke RS swasta di Bandarlampung untuk ang ada di untuk melakukan pemeriksaan scaning,\" terangnya. Sesampainya di RS tersebut, yang bersangkutan diperiksa oleh seorang dokter spesialis paru dengan keluhan sesak, batuk, demam ada diare 4 kali, lemas, tidak nafsu makan. Hasil lab leukositnya rendah dan hasil rontgen efusi pleura sebelah kiri. \"Kemudian pihak RS swasta menyarankan untuk melakukan perawatan terhadap pasien ini dan tanggal 2 Mei 2020, hasil pemeriksaan sampel yang bersangkutan telah diterbitkan oleh Balai Besar Kesehatan Palembang dengan hasil pemeriksaan swabnya adalah positif,\" pungkasnya. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Lamsel, dr. Jimmy B. Hutapea mengamini bahwa satu tambahan pasien positif covid19 merupakan seorang dokter. \"Ya, dia adalah laki-laki berusia 70 tahun dan seorang tenaga kesehatan yang membuka praktek dokter mandiri di wilayah Kota Kalianda. Saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD dr. Bob Bazar Kalianda dalam kondisi baik,\" ungkapnya Senin (4/5) kemarin. Dia menerangkan, pengambilan sampel swab tenggorokan pasien 07 ini dilakukan pada tanggal 27 April 2020. Hasilnya, keluar pada tanggal 3 Mei 2020 dan dinyatakan positif terpapar covid-19. \"Petugas akan melakukan tracking dengan orang dekat yang kontak dengan pasien 07 ini. Diantaranya adalah isteri, anak dan dua orang lain yang bekerja di rumah pasien tersebut. Rencananya, besok petugas akan mengambil rapid tes mereka yang kontak dengan pasien,\" terangnya. Hingga saat ini, lanjutnya, jumlah ODP di Lamsel mencapai 420 orang. Masih menjalani pemantauan sebanyak 28 orang dan selesai pemantauan sebanyak 392 orang. \"Untuk jumlah PDP totalnya 13 orang. Masih dirawat 5 orang dan 7 orang dinyatakan negatif ditambah 1 orang PDP meninggal warga Canggung beberapa waktu lalu. Sementara jumlah OTG yang masih proses pemantauan sebanyak 21 orang,\" pungkasnya. Pada bagian lain, sumber kompeten Radar Lamsel dari dunia kesehatan menuturkan gugus tugas covid19 Lampung Selatan mesti membuktikan dari mana penularan tersebut. Apakah hasil interaksi sang dokter dengan Pasien medio April lalu atau si dokter tersebut tertular akibat transmisi lokal? “ Gugus tugas covid19 Lamsel harus bisa membuktikan dari mana penularannya. Jika memang dari pasien yang sempat heboh beberapa waktu lalu, maka segera diungkapkan. Kalaupun bukan ya disampaikan juga, akan sangat riskan jika yang bersangkutan tertular dari transmisi lokal,” kata sumber ini. Masih kata sumber ini, pasien asal Kalianda itu juga sempat mendapatkan perawatan di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung. Tetapi saat dirawat, sumber ini menjelaskan perawatan belum menggunakan standar covid-19 lantaran. Sehingga usai gugus tugas covid provinsi ini mengumumkan yang bersangkutan dinyatakan positif, maka petugas medis yang punya riwayat kontak dengan pasien langsung diisolasi mandiri. “ Kita berdoa saja semoga bukan transmisi lokal, sebab kalau betul transmisi lokal maka fluktuasinya bakal meningkat drastis. Dan kalau memang ada kaitan dengan pasien meninggal beberapa waktu lalu maka tracingnya harus cermat dan harus detail begitu,” ungkap sumber ini. Kejanggalan sudah tercium medio April 2020, Radar Lamsel kala itu sempat menulis berita Headline berjudul ‘Kematian Warga Canggung Dua Dinkes Beda Pandang’ yang terbit pada 15 April 2020. Beda pandang yang dikupas bahwa warga Desa Canggung dikabarkan negatif Covid-19. Keterangan ini didapat dari hasil rapid test Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung. Sedangkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan masih menunggu hasil swab. \"Memang negatif rapidnya, itu dari tim provinsi. Kami masih menunggu hasil swab seminggu lagi,\" kata Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung, dr. Jimmy B. Hutapea, MARS saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Meski demikian, Jimmy belum bisa menyimpulkan akurasi atau ketepatan dari hasil rapid test. Intinya, Tim Gugus kabupaten akan berpatokan terdapat hasil swab yang pada waktu itu belum keluar hasilnya. Lalu pada Selasa (14/4/2020) Kadis Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menceritakan laki-laki (22) asal Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan yang meninggal dunia dirumahnya dan dijemput dengan petugas ber APD (alat pelindung diri) lengkap. “Ada laki-laki 22 tahun, Desa Canggung, Rajabasa 7 April tiba dari Tangerang tujuan ke tangerang mencari pekerjaan. Pada 11 April ada keluhan batuk, badan demam, dan bersama ayahnya pergi berobat dokter praktek swasta, disana tidak diberikan obat dan diminta isolasi mandiri karena barupulang dari daerah terjangkit (Tangerang),” beber Reihana. Karena kondisinya masih tidak nyaman, akhirnya bersama sang ayah pasien ini berangkat berobat ke RS Bob Bazar. Disana disarankan diisolasi di rumah sakit, tetapi ayah pasien menolak akhirnya isolasi mandiri dirumah. ”Ya kami juga tidak bisa memaksa (isolasi) ya akhirnya diisolasi dirumah. Pada 13 april menghubungi bidan desa dan ayahnya mengabari bahwa anaknya sesak nafas. Kemudian bidan menghubungi tim surveilans dan menyarankan pasien dirujuk ke rumah sakit. Akan tetapi pasien sebelum dirujuk telah meninggal,” lanjutnya. Kemudian pihak puskesmas mengunjungi rumah duka dan dibawa ke RS Bob Bazar guna dilakukan autopsi dan rapid tes. Hasil rapid tesnya negative dan diambil swab tenggorokannya. Setelahnya jenazah dimakamkan. ”Namun sebenarnya rapid tes negatif tidak perlu dilakukan pengambilan swab, apalagi pasien telah meninggal dunia. Kalau positif baru di swab untuk memastikan positif atau tidak,” tambahnya. (idh)Sumber: