Harga Bawang Merangkak Naik
TANJUNG BINTANG- Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tahun 1441 Hijriyah, membuat harga rempah serta sayur mayur naik, namun ada juga beberapa yang turun. Dari hasil pantauan Radar Lamsel di Pasar Desa Purwodadi Simpang, Kecamatan Tanjung Bintang, harga bawang merah melambung tinggi, tetapi harga cabai melonjak turun. Salahsatu penjual sayur dan rempah Rohayati menjelaskan, bawang merah yang harga normalnya hanya Rp 30.000 hingga Rp.35.000 perkilogram, kini harganya melambung menjadi Rp 40.000 bahkan lebih. \"Naik ya semenjak bulan puasa ini mas. Itu harga Rp 40.000 udah termasuk yang paling murah. Bawang putih juga awal bulan puasa kemarin juga sempat naik tinggi mencapai Rp 70.000, tapi sekarang sudah normal Rp 30.000 perkilogram,\" Jelasnya kepada Radar Lamsel di pasar Desa Purwodadi Simpang, Rabu (6/5). Selain naiknya harga bawang merah, turunnya harga cabai membuat para pedangang merasa dirugikan. Sebab, penjualan cabai pada saat bulan Ramadhan berkurang. \"Apalagi sekarang bulan puasa mas pembelian juga berkurang. Kalo harga cabai terus menerus murah seperti ini yang beli juga berkurang, ya yang jelas kita juga yang akan rugi,\" Paparnya. Masih kata Rohayati, selain naiknya harga bawang merah dan anjloknya harga cabai, harga sayur yang naik lainnya yaitu kentang. Kentang yang harga normalnya Rp 10.000 kini naik menjadi Rp 15.000. \"Kentang juga naik tetapi tidak banyak. Harga normalnya Rp 10.000 sekarang harganya Rp 15.000, itu sudah harga yang paling tinggi, tapi kebanyakan harganya dibawah Rp 15.000. Kalau harga sayur yang lainnya masih normal,\" Pungkasnya. Disamping itu, Kepala Desa (Kades) Purwodadi Simpang Lamidi menjelaskan bahwa pasar desa itu dibuka pada hari Rabu dan hari Sabtu. Sementara, yang berdagang pada hari Jumat hanya penjual sayur saja. \"Sebetulnya pasaran hari Rabu dan Sabtu saja. Karna hari Jumat banyak yang berjualan dipinggir jalan, jadi kita pindahkahkan para pedagan untuk berjualan di pasar saja. Kalau hari Jumat pedagang sayuran saja,\" Tandasnya. Meski ditengah wabah pandemik Corona virus disease (Covid-19), tidak ditutupnya pasar itu bukan berarti tanpa alasan, tetapi kanera pasar desa itu merupakan akses perekonomian bagi masyarakat Desa Purwodadi Simpang. \"Pendapatan masyarakat sekarang menurun. Waktu ditutupnya pasar di Tanjung Sari itu pak bupati mampir kesini, tidak apa asal sesuai dengan anjuran pemerintah. Pasar ini juga tetap dalam pantauan kami. Himbauan juga selalu kita sampaikan,\" Tutup Lamidi. (cw1)
Sumber: