Ekonomi Sulit jadi Tembok Belajar Daring
Maryani Mengajar Keliling ke Rumah Siswa
SRAGI – Belajar dalam jaringan (Daring) memang menjadi solusi di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Namun metode ini belum sepenuhnya bisa ditempuh oleh para murid untuk dapat mengikuti mata pelajaran. Sebab, tidak semua murid memiliki telepon pintar. Belum lagi keterbatasan sinyal juga menjadi kendala para siswa untuk mendapatkan mata pelajaran setia hari. Hal itulah yang membuat Maryani (45), salah satu guru SDN 2 Desa Kedaung, Kecamatan Sragi berinisiatif memberikan bimbingan belajar di rumah para siswanya. Maryani mengaku, inisiatif ini ia ambil lantaran selama pembatasan sosial atau Sosial Distancing banyak para siswanya tak dapat mengikuti belajar dalam jaringan. “Dari 18 murid kelas 1 hanya 7 yang memiliki handphone android, milik orang tuanya. Tapi belajar daring ini juga masih sulit, selain susah sinyal para orang tua juga tidak punyak kuota karena keterbatasan ekonomi,” ujar Mariani memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Jumat (16/7). Mengajar di rumah siswa ini sudah dilakoni Maryani sejak April lalu. Upuya yang ia lakukan ini juga atas keinginan para wali murid agar buah hatinya tak ketinggalan pelajaran. Setiap hari sekolah, sambung Maryani, ia berkeliling mengunjungi rumah para siswanya untuk memberikan mata pelajaran. Dalam sehari, ia hanya memeliki waktu tiga jam yang dibagi utuk 18 siswanya. “Dari jam delapan sampai jam sebelas. Kalau siswa sudah mengerti paling saya hanya memberi soal, besoknya diambil. Tapi kalau yang belum mengerti saya bimbing dulu dengan didampingi orang tuannya,” kata wali Kelas 1 SDN 2 Desa Kedaung itu. Sebagai guru honorer dengan penghasilan tak besar, sedikit membebani Maryani untuk membeli bahan bakar sepeda motor yang ia gunakan untuk berkeliling. Tapi menurutnya, ketika membebaninya ketika para siswanya tak bisa mendapatkan mata pelajaran. Kadang, sambung Maryani, para wali murid juga memberinya sayur dan bumbu dapur sebagai ucapan terima kasih setelah memberikan bimbingan belajar. “Kadang ada yang kasih kangkung, dan bumbu dapur. Sebagai guru saya lebih terbebani ketika murit tak memahami pelajaran. Apalagi masih kelas 1 yang belum begitu paham baca dan hitung,” pungkasnya. (vid)Sumber: