Dinas PPPA: Kami Sudah Tangani Kasus DW
KALIANDA - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Lampung Selatan, Anasrullah, S.Sos akhirnya angkat bicara mengenai kasus DW. Anas menegaskan jika pihaknya tidak tinggal diam terhadap kasus kekerasan seksual tersebut. Setelah mendengar kabar tersebut, Anas mengatakan pihaknya langsung bergerak untuk mencari tahu penyebab terjadinya kekerasan yang dialami oleh DW dari ayah tirinya, yaitu AS (50). Bahkan Dinas PPPA sudah memberikan pendampingan kepada korban. \"Pas dapat kabar, kita langsung bergerak. Senin (23/6/2020) sudah kita tangani. Kita berikan pendampingan,\" katanya kepada Radar Lamsel, Selasa (23/6/2020). Anas mengatakan jika instansi yang dipimpinnya itu selalu siap menangani masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Karena itu, Anas sudah mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan oleh korban. Baik soal pendampingan hukum, atau kebutuhan psikolog untuk memperbaiki psikologis si korban. \"Kalau mereka mau pengacara, nanti kita siapkan. Begitu pula dengan psikolog, kita kontek provinsi supaya dikirim ke sini,\" katanya. Soal legislatif yang memberikan pandangan lain, Anas menilai hal itu wajar. Tetapi, Anas menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam. Jika menerima informasi atau kabar kekerasan terhadap perempuan dan anak, pihaknya akan langsung terjun mencari solusi agar keduanya mendapat perlakuan baik. \"Kalau yang bersangkutan dengan hukum itu ranahnya polisi. Kita hanya memberikan pendampingan saja, kita akan kawal kasusnya sampai tuntas,\" katanya. Anggota Komisi IV DPRD Lamsel, Andi Apriyanto menyayangkan, atas terjadinya peristiwa tersebut diwilayah Kabupaten Khagom Mufakat ini. Bahkan, dia menyatakan dengan tegas harus menjadi perhatian serius OPD yang menangani urusan tersebut. \"DPPPA jangan diam kalau ada persoalan seperti ini. Harus ditindaklanjuti cepat dan serius. Apalagi, kita sudah dapat predikat KLA selama dua tahun terakhir. Ini jadi tantangan berat yang harus kita selesaikan bersama,” tegas Andi saat dikonfirmasi via telepon, Senin (22/6/2020). Sekretaris DPD PKS Lamsel ini menilai, banyak faktor yang memicu persoalan tersebut masih marak terjadi. Salah satunya, komunikasi dan koordinasi DPPPA dengan satgas di tingkat bawah kurang berjalan dengan baik. Selain itu, imbuhnya, faktor penyebab lainnya kemungkinan juga terjadi lantaran kondisi kehidupan saat ini yang serba sulit. Sehingga, memicu ketegangan masyarakat yang lemah iman sehingga sampai melalukan hal bejat tersebut. \"Maka saya selalu tegaskan kepada pemerintah agar segera menyalurkan bantuan tunai yang sudah dianggarkan. Kita tidak tahu tingkat kesulitan masyarakat di bawah sekarang ini bagaimana. Bisa kemungkinan untuk yang lemah imannya melakukan hal seperti itu karena sudah stres berat,” katanya. (rnd)
Sumber: