Demokrat Tak Menampik Peluang Poros Baru
PKB Godok 5 Nama, PKS Takut Tersandra
KALIANDA - Dinamika politik menjelang Pilkada Lampung Selatan terus bergulir. Tiga kandidat mulai percaya diri membidik kursi nomor satu di Bumi Khagom Mufakat. Lalu mungkinkah muncul poros baru selain tiga pasangan calon pada kontestasi Pilkada Lamsel? Mengingat, pergerakan Demokrat belum terlihat ngotot belakangan ini. Ketua DPC Partai Demokrat Lamsel, Agus Revolusi tak menampik ketika disinggung kemungkinan ihwal poros baru di luar tiga kandidat Hipni, TEC dan Nanang. Dengan kata lain, Partai Demokrat tinggal mencukupi kekurangan 5 kursi di parlemen untuk bicara poros baru tersebut. “Dari awal ada lah. Mulai penjajakan-penjajakan begitu kan. Cuma harus benar-benar pakai rel yang benar. Politik ya harus bersih, masa menghalalkan segala cara ya bukan politik,” kata Agus Revolusi kepada Radar Lamsel, Senin (6/7/2020). Agus mengisyaratkan hampir semua parpol dijajaki komunikasi. Kemungkinan si A berpasangan dengan si B dan seterusnya kata Agus sejauh ini sudah terlihat gambarnya. “ Hampir semua lah komunikasi. Ya biasalah telpon-telponan, ketemu. Biasalah namanya penjajakan. Demokrat ada 5 kursi kalau ditambah 5 kursi lagi ya ada ruang (poros baru.red) kalau melihat peta saat ini,” kata dia. Demokrat enggan dianggap hanya memantau saja. Agus menegaskan bahwa memang Demokrat tidak agresif namun tetap melihat setiap peluang yang ada dengan menjaga komunikasi politik dengan parpol lain. Saat disinggung terkait isu Bayana digadang bakal diusung Demokrat? Agus Revolusi menampik kabar tersebut dan menganggap kabar itu hanya isu biasa. “ Nggak, nggak. Isu biasalah, toh dengan sejumlah kandidat juga kami tetap menjalin komunikasi,” seraya membenarkan bahwa setiap peluang masih memungkinkan. Pada bagian lain, kendati suara kubu Tony Eka Candra kian menguat untuk berpasangan dengan Antoni Imam, namun kubu PKS tampak santai menanggapinya. “ Rekom kita sudah ada hanya memang belum diumumkan. Cuma-kan PKS belum berani mengumumkan juga, sebab untuk berlayar harus berkoalisi dengan parpol lain juga, kalau politik kan dinamis. Sepanjang rekom belum keluar, belum didaftarkan nanti bisa berubah,” kata Sekjen DPD PKS Lamsel Andi Apriyanto, Kerenanya, walau PKS mengatakan sudah ada rekomendasi tetapi belum bisa dipastikan karena rekomendasi yang belum diserahkan kepada kandidat masih bisa ditarik dan diganti. Lain cerita jika PKS sudah menemukan mitra koalisinya. “ Nanti kalau sudah ketemu mitra koalisinya, calonnya sudah fix baru nanti kita deklarasikan,” terangnya. Disinggung klaim kubu Golkar dan TEC nya yang kian dekat dengan Antoni Imam? Andi menjelaskan itulah proses politik yang berjalan dan bakal ditunggu. “ Itulah proses politik. Sampai nanti Golkar mengeluarkan rekomendasi mungkin cocok dengan rekomnya PKS, makanya kita belum bisa buka ke publik walaupun rekom sudah ada,” jelasnya. PKS sendiri sambung Andi juga masih menunggu dan tidak ingin tersandra. Bisa saja kata dia PKS mengeluarkan rekomendasi lalu partai lain tidak demikian terhadap PKS. “ Kita saling nunggu, nggak mau tersandra juga nanti PKS. Rekom siapa lalu parpol lain tidak memberi rekomnya, lain nanti ceritanya, tegambuy-gambuy nanti kan. Maka kita ikuti dinamikanya dulu,” pungkasnya. Kemungkinan poros baru juga diaminkan oleh kubu Aliful Ma’rifah yang baru saja bertemu dengan Aribun Sayunis. Kakak Alif, Bahaudin tak membantah juga tak menjelaskan komunikasi politik apa yang dibangun keduabelah pihak. “ Ya, teman lama lah bersilaturahmi. Aribun ke Cintamulya karena memang itu sahabat lama. Berkunjung ke ponpes kami sambut dengan baik namanya juga menjalin silaturahmi, terkait poros baru bisa iya bisa tidak, bukan kita yang menentukan tapi parpol,” sebut dia. Sementara Ketua DPC PKB Lamsel Imam Subkhi mengatakan ada lima kandidat yang sudah disetorkan nama-namanya ke DPP PKB. Rinciannya 3 Balonbup dan 2 Balonwabup. “ Semua kemungkinan masih ada, tiga balonbup Nanang, TEC dan Hipni. 2 Balonwabup Aliful Ma’rifah dan Pandu Kesuma Dewangsa. Kelima nama itu punya peluang sama, lagi ditimbang-timbang yang ikut fit proper test,” sebut Imam. Lalu bagaimana dengan PKB yang mengusung Alif jika Alif sendiri tak sendirian sebagai pengantri rekom Balonwabup PKB, sebab Pandu Kesuma Dewangsa? “ Tergantung DPP, kita hanya menjalankan instruksi DPP saja. Misalnya Alif nggak masuk atau nggak dapat pasangan, ya kita kan sudah berikhtiar dan berjuang kan gitu. Semuanya belum pasti. Pastinya nanti di bulan September ketika daftar di KPU,” kata Imam. Dengan kata lain rekomendasi PKB tak bakal meleset dari lima nama yang disebutkan tersebut. Ini kata Imam jika mengacu pada Pilkada yang sudah-sudah. Lalu apakah Alif menjadi syarat mutlak bagi kandidat yang ingin rekomendasi PKB? “ Biasanya begitu kalau pilkada yang sudah sudah. Kalaupun misal bukan Alif, itu artinya sudah menjadi keputusan DPP kita tinggal mengikuti saja. Namanya dari DPW berikhtiar mengajukan calon wakil bupati, kalau sebelum rekomendasi turun ya syarat mutlak, karena kita cuma kursinya 4 maka kita tawarkan koalisi, kalau pun tidak ketemu juga dan mereka sudah bawa calon? Ya kita ikuti instruksi DPP,” seraya tak menampik petinggi parpol di Jakarta saling berkomunikasi. (ver/idh)Sumber: