Nunik Sebut Nama Nanang lalu TEC
Urusan Pilkada Dipercayakan ke DPC PKB
KALIANDA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi salah satu partai yang belum menentukan sikap dan dukungan kepada para bakal calon bupati (balonbup) yang akan bertarung pada Pilkada Lamsel 2020. Ketua DPW PKB Provinsi Lampung, Chusnunia Chalim menegaskan, jika dalam hal ini PKB memberikan kewenangan penuh kepada jajaran pengurus di tingkat DPC. Sebab, secara garis besar pengurus di tingkat daerah yang mengetahui jelas sosok kandidat yang akan diusung. “Jadi prinsipnya, urusan ini saya serahkan sepenuhnya kepada DPC. Yang pasti, DPC punya pertimbangan dalam memerintahkan siapa sosok yang terbaik untuk membangun Lampung Selatan,” kata Nunik sapaan Chusnunia Chalim usai pelepasan 1.150 santri Lirboyo di Masjid Agung Kalianda, Selasa (7/72020). Isyarat masih membuka peluang kepada semua bakal calon, tampak jelas saat Nunik menyatakan dukungannya kepada para balonbup yang ada di Lamsel. “Secara pribadi saya dukung sahabat saya Pak Nanang. Tapi, pak Toni Eka Candra (TEC) juga sahabat saya. Begitu juga dengan calon lainnya. Pada prinsipnya, saya meyakini jika beliau-beliau ini orang-orang yang ingin membangun Lamsel,” sebut Wakil Gubernur Lampung ini. Selain terbuka lebar peluang PKB kepada semua balonbup, tentu tidak menutup kemungkinan partai ini berkoalisi dengan parpol lain yang belum menentukan sikap. Namun, Nunik belum mau terang-terangan berstatment soal kemungkinan tersebut. “Poros baru gimana. Tanya saja ke DPC PKB Lamsel. Karena urusan ini sepenuhnya kami berikan kepada pengurus yang ada di kabupaten,” pungkasnya. Terpisah, Liaison Officer (LO) Nanang Ermanto, Edy Setiawan tidak ingin terlalu percaya diri soal rekomendasi PKB. Namun, pihaknya memastikan telah memenuhi seluruh persyaratan yang diminta PKB dalam penjaringan calon. Seperti halnya penyampaian visi dan misi hingga fit and propertes di kantor DPW PKB, beberapa waktu yang lalu. “Tentu kami mengharapkan dukungan dan kekuatan dari PKB untuk menang di Pilkada Lamsel. Harapan kami juga, dukungan itu harus di berikan penuh untuk pasangan Nanang-Pandu,” ungkap Edy Setiawan. Selain itu, Edy menegaskan, jika sejauh ini komunikasi yang dilakukan oleh Nanang Ermanto dengan jajaran NU cukup baik. Hal ini, menjadi satu keyakinan kuat untuk mendapatkan dukungan dari PKB. “Apalagi, Pak Nanang memang dekat dengan pengurus NU. Buktinya, beliau mensupport habis kegiatan Mukhtamar NU tingkat nasional beberapa waktu lalu. Bahkan, Pak Nanang juga terus menjalin silaturahmi dengan para tokoh NU hingga tingkat kecamatan di kabupaten ini,” tegasnya. Ketika disinggung soal PKB yang telah menyiapkan balonwabup sementara Nanang telah lama menggandeng Pandu Kesuma Dewangsa? Hal tersebut menjadi kewenangan penuh PKB. Namun, diharapkanya support yang diberikan nantinya secara utuh kepada pasangan Nanang – Pandu. “Yang jelas kita butuh support secara penuh. Karena, Nanang – Pandu ini sudah gandeng dari awal. Kita utamakan pasangan harus sudah ada dulu, tinggal kita menyamakan visi-misi bersama parpol pendukung lain misalnya PKB ini. Insyaallah, PKB bisa menerima kehadiran Pandu yang menjadi pasangan Nanang,” pungkasnya. Sebelumnya, Ketua DPC PKB Lamsel Imam Subkhi mengatakan ada lima kandidat yang sudah disetorkan nama-namanya ke DPP PKB. Rinciannya 3 Balonbup dan 2 Balonwabup. “ Semua kemungkinan masih ada, tiga balonbup Nanang, TEC dan Hipni. 2 Balonwabup Aliful Ma’rifah dan Pandu Kesuma Dewangsa. Kelima nama itu punya peluang sama, lagi ditimbang-timbang yang ikut fit proper test,” sebut Imam. Lalu bagaimana dengan PKB yang mengusung Alif jika Alif sendiri tak sendirian sebagai pengantri rekom Balonwabup PKB, sebab Pandu Kesuma Dewangsa? “ Tergantung DPP, kita hanya menjalankan instruksi DPP saja. Misalnya Alif nggak masuk atau nggak dapat pasangan, ya kita kan sudah berikhtiar dan berjuang kan gitu. Semuanya belum pasti. Pastinya nanti di bulan September ketika daftar di KPU,” kata Imam. Dengan kata lain rekomendasi PKB tak bakal meleset dari lima nama yang disebutkan tersebut. Ini kata Imam jika mengacu pada Pilkada yang sudah-sudah. Lalu apakah Alif menjadi syarat mutlak bagi kandidat yang ingin rekomendasi PKB? “ Biasanya begitu kalau pilkada yang sudah sudah. Kalaupun misal bukan Alif, itu artinya sudah menjadi keputusan DPP kita tinggal mengikuti saja. Namanya dari DPW berikhtiar mengajukan calon wakil bupati, kalau sebelum rekomendasi turun ya syarat mutlak, karena kita cuma kursinya 4 maka kita tawarkan koalisi, kalau pun tidak ketemu juga dan mereka sudah bawa calon? Ya kita ikuti instruksi DPP,” seraya tak menampik petinggi parpol di Jakarta saling berkomunikasi. (idh)Sumber: