Pengamat: Poros Baru Sangat Mungkin
KALIANDA - Situasi perpolitikan menjelang Pilkada Lampung Selatan turut memantik tanggapan dari kalangan akademisi. Pengamat menilai saat ini, masih terlalu dini bicara urusan koalisi partai hingga pasangan calon (paslon). \"Tidak ada yang mustahil jika bicara politik. Apalagi untuk tahapan pilkada. Penyelenggara juga belum membuka kran pendaftaran. Apalagi rekomendasi partai juga belum ada yang punya. Jadi, berbagaiĀ kemungkinan masih sangat bisa terjadi di Pilkada Lampung Selatan,\" ungkap DosenĀ Fisipol Unila, Dr. Dedi Hermawan kepada Radar Lamsel, Rabu (8/7) kemarin. Dia mengibaratkan, politik tidak jauh berbeda seperti halnya \'game\' atau permainan. Ketika dalam permainan itu belum tamat, imbuhnya, maka situasinya bisa memunculkan hal yang tak terduga. Termasuk, kemunculan poros baru selain para balonbup yang sudah nampak di awal. \"Kalau sudah ada yang mendaftar dengan perahu yang cukup baru bisa dibilang permainannya selesai. Partai mungkin masih menimbang take and give untuk mengeluarkan rekom itu sendiri. Jadi, butuh kesepakatan-kesepakatan politik untuk hal itu,\" tegasnya. Dia menambahkan, kemunculan poros baru bisa muncul lantaran berbagai indikator. Salah satunya, akibat tidak ada atau dilanggarnya sebuah komitmen yang sebelumnya disepakati. \"Yang paling besar itu karena ada urusan partai yang tidak terakomodir. Hal itu besar sekali pengaruh nya untuk memunculkan poros baru. Atau bisa jadi tidak ada hal yang menguntungkan bagi parpol yang dijanjikan bakal calonnya yang dia usung. Banyak sekali indikatornya,\" imbuhnya. Dibagian lain, perihal silaturahmi kepada para tokoh yang dilakukan para kandidat jelang pilkada menjadi faktor penopang meraup pundi suara. Sebab, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai ke-adatan. \"Tentu saja variabel tokoh menjadi penopang untuk meraup suara yang cukup besar. Kita ini adalah warga ketimuran yang sangat menjunjung nilai sosial hirarkis. Ketika tokok kita pegang, dipastikan para pengikut si tokoh akan patuh juga,\" kata dia. Masih kata Dedi, budaya ini terus menjadi panutan yang dilakukan masyarakat kita. Bahkan, dia menyebut cara itu masih sangat pas dan tepat untuk dilakukan di wilayah Lampung Selatan. \"Meskipun zaman sekarang ini sudah mileneal lah, tapi cara ini masih pas dilakukan. Apalagi, untuk wilayah-wilayah yang masih banyak pedesaannya. Kalau untuk kalangan mileneal itu hanya minoritas. Apalagi untuk sasaran kaum minoritas itu sendiri ada tokoh pemuda yang masih jadi panutan,\" pungkasnya. Seperti yang dilakukan Bakal Calon Bupati Lamsel Nanang Ermanto yang baru-baru ini kembali menyambangi kediaman para tokoh di Kecamatan Katibung. Tokoh Religius Ustadz Reno, Pengeran sahunan marga jaya, M Abas, tokoh masyarakat Udin, Andi Azis, Batin Bandar, H. Hasan Wahap hingga sosok Abdurrahim. \"Kunjungan ini bertujuan untuk bagaimana kita menerima masukan-masukan dari para tokoh. Semoga dengan bersilahturahmi ini, kita dapat sama-sama membangun kabupaten yang kita cintai ini menjadi yang lebih baik lagi,\" ujar Nanang. Pengeran Sahunan Marga Jaya, M Abas, menyampaikan dukungannya kepada Nanang Ermanto untuk melanjutkan masa kepemimpinannya. \"Kami mendukung dan mendoakan Bapak Nanang Ermanto maju kembali sebagai bupati Lampung Selatan, Lek enek sing lawas ngopo ngolek sing anyar. Hati kami ini sudah ada nama pak Nanang,\" ujar Abas. (red)
Sumber: