Gabah Tak Beranjak, Harga Jagung Melambung

Gabah Tak Beranjak, Harga Jagung Melambung

PALAS – Harga jual gabah tingkat petani di wilayalah Palas hingga saat ini belum menunjukan perkembangan. Sejak dimulai musim panen pada akhir Maret lalu harga gabah masih bertengger diangka Rp 3.600 per kilogramnya. Bahkan untuk gabah dengan varietas muncul sudah diangka Rp 3.400 per kilogramnya. Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bina Tani Mandiri, Desa Tanjung Jaya, Darsudin. Ia menuturkan sejak awal musim panen harga gabah ditingkat petani belum menunjukan kenaikan harga. “Sudah dua pekan ini harga belum ada perubahan kalau mau naik. Bahkan memasuki pertengahan musim panen harga gabah tingkat petani cenderung turun, sudah Rp 3.600 sekarang untuk ciherang diawal panen masih diangka Rp 3.700. Sementara untuk varietas muncul malah Rp 3.400,” ujar Darsudin memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Selasa (13/4). Darsudin menjelaskan, saat ini musim panen di Desa Tanjung Sari sudah memasuki masa puncak, dari total luas 400 hektar tanaman padi seluas 150 hektar sudah dipanen. Darsudin mengungkapkan, selain harga yang anjlok perputaran uang pada musim panen rendeng tahun ini juga dinilai lambah. Sebeb para pengepul tak membayar langsung hasil penjualan padi petani. “Para pengepul  juga katanya lagi kesulitan menjual gabah atau beras. Makanya banyak uang hasil penjualan gabah petani dibayar tiga hari atau satu pekan berikutnya,” sambungnya. Berbeda dengan harga gabah yang terus mengalami penurunan harga. Harga jual jagung pada puncak musim panen saat ini justru terus mengalami kenaikan harga. Salah satu pengepul jagung Desa Rejomulyo Qodir mengungkapkan dalam satu bulan terakhir harga jual jagung di tingkat petani terus melonjak. Sebelumnnya harga jagung turun giling masih diangka Rp 2.800 saat ini harga sudah di kisaran  Rp 3.400 – Rp 3.500 per kilogramnya. “Sekarang harga jual jagung tingkat petani meningkat cukup tinggi. Saat harga jagung turun giling sudah diangka Rp 3.500 per kilogramnya,” ucapnya. Sementara untuk harga di tingkat pabrik atau gudang sudah diangka Rp 4.8000 per kilogramnya. “Kalau penjulan di pabrik tergantung dengan kadar air, ada yang Rp 4.900. ada yang Rp 5.000 per kilogramnya. Saat ini untuk wilayah Palas khusunya Rejomulyo sudah memasuki masa puncak,  bahkan sudah mau berakhir,” pungkasnya. (vid)

Sumber: