Salar Ditarik, Sampah Tak Diurus

Salar Ditarik, Sampah Tak Diurus

PALAS - Sampah pasar tradisional, Desa Palasjaya, Kecamatan Palas menjadi keluhan masyarakat. Pasalnya sampah dari para pedagang itu, dibiarkan begitu saja sehingga mecemari lingkungan desa. Tumpukan sampah banyak dijumpai disetiap lapak pedagang. Bahkan, ada beberapa los pasar penuh dengan tumpukan sampah karena tidak terurus. Padahal setiap pedagang selalu membayar salar kebersihan setiap hari pasaran. Namun sampah tidak ditanggulangi. Seperti yang diungkapkan, Tokoh Masyarakat Desa Palasjaya, Basnu Arifin mengaku, masalah sampai mulai mulai dikeluhkan masyarakat sejak tiga bulan belakangan. Sebab sampah pasar yang tak mendapat penanganan dari petugas kebersihan kini mulai mencemari lingkungan masyarakat. \"Yang merasa terganggu masyarakat yang bermukim di lingkungan pasar. Bagai mana tidak sampah dibiarkan menumpuk enggak pernah diangkut, lingkungan jadi kotor dan bau,\" ujar Basnu memberikan keterangab kepada Radar Lamsel, Kamis (22/4). Basnu juga mengungkapkan, pasar milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan ini juga semakin tak terurus. Tak hanya masalah sampah yang menumpuk saja, bahkan kondisi lapak pedagang saat ini juga kian memprihatinkan lantaran tak pernah mendapat perawatan dari pengelola pasar. \"Enggak cuma masalah sampah yang dibiarkan menumpuk. Kondisi lapak juga kian memprihatinkan. Padahal salar tetap jalan, selalu ditagih oleh pengurus pasar,\"sambungnya. Hal tersebut juga diamini olah Kepala Desa Palas Jaya, Sugi Arto. Penumpukan sampah pedagang tersebut lantaran tak pernah ada upaya pengangkutan sampah dari dari pihak pengelola pasar. Padahal, pengelolaan pasar itu ada retribusi salar dan kebersihan, dengan jumlah pedagang mencapai 200. \"Setau kami ada sekitar 200 lapak pedagang yang jualan di pasar tradisional desa Palasjaya. Informasinya pengelolaan pasar itu ada uang salar dan kebersihan. Kalau tetap seperti ini, kami harap biar desa yang mengelolanya,\" pungkasnya. (vid)

Sumber: