Nelayan Masih Berharap Kapal Bantuan
RAJABASA – Keluhan masyarakat nelayan di wilayah pesisir kembali bergema. Harapan akan adanya bantuan kapal yang selama ini mereka dambakan tak kunjung terdengar. Padahal, kapal merupakan senjata utama guna memulihkan ekonomi pasca bencana tsunami di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Selatan.Namun, masyarakat nelayan bisa dikatakan kalangan yang paling berat karena tidak menerima penggantian kapal mereka yang rusak tergerus bencana tsunami. Sejauh ini, kucuran bantuan kapal dari berbagai pihak yang ada jauh dari kata cukup. Sehingga, mereka berharap pemerintah melalui OPD terkait bisa segera ambil langkah agar masyarakat nelayan tradisional bisa memulihkan perekonomiannya. “Memang saya juga melihat banyak bantuan kapal untuk nelayan yang terdampak tsunami. Tapi, kami tidak tahu untuk siapa dan nelayan yang mana. Kami juga maklum karena kebanyakan dari pihak swasta yang memberikan bantuan,” ungkap Salam nelayan Desa Canti, Kecamatan Rajabasa, Selasa (18/5) kemarin. Dia menilai, sejauh ini belum ada bantuan kapal yang diberikan kepada nelayan dari Dinas Perikanan atau pemerintah daerah. Hal ini, tentunya harus menjadi perhatian khusus agar bisa diprioritaskan bagi nelayan terdampak tsunami. “Jadi, selama bencana kami hanya di data saja. Realisasinya belum ada. Yang saya dengar, bantuan yang disalurkan pemerintah jumlahnya haya belasan. Sedangkan nelayan yang kapalnya rusak bahkan hilang karena tsunami ratusan lebih. Bagaimana kami bisa memulihkan perekonomian jika perahu sebagai obyek vitalnya saja tidak punya,” cetusnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Lamsel, Dr. Meizar Malanesia tidak menampik informasi tersebut. Pihaknya, memang melakukan pendataan terhadap nelayan yang terdampak tsunami. “Kami tengah berupaya maksimal memenuhi permintaan dari para nelayan. Tapi, perlu diketahui jika semua ini bergantung dengan keterbatasan anggaran daerah. 20 unit kapal yang kita ajukan terkena refocussing anggaran,” kata Meizar. Namun demikian, Meizar mengaku, bakal terus berjuang untuk mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan pengadaan kapal bagi para nelayan. “Kami akan upayakan di anggaran perubahan tahun ini. Kita berdoa saja agar bisa direalisasikan secara bertahap,” imbuhnya. Disamping itu, Meizar juga mengamini jika selama ini bantuan kapal belum pernah diberikan melalui anggaran daerah. “Kita selalu dapat bantuan kapal dari DAK atau pusat. Jumlahnya paling banyak dua unit per tahun,” tegasnya. Berapa unit kebutuhan kapal yang mesti disiapkan pemerintah untuk membantu para nelayan ? Meizar menyebutkan, bisa mencapai angka ratusan unit. Namun, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menyelesaikannya dalam kurun waktu dua tahun anggaran. “Jika bisa dioptimalkan 30 unit dalam satu tahun anggaran kami rasa selesai dalam dua tahun. Jadi, bantuan dalam bentuk lainnya akan kita istirahatkan dulu pada tahun-tahun kedepan. Karena, menyesuaikan anggaran yang ada. Jika satu masalah bisa cepat diselesaikan maka kita tidak perlu kembali lagi memikirkan masalah pada tahun sebelumnya,” pungkasnya. (idh)
Sumber: