Dewan Desak Polisi Tambah Personel di Candipuro
CANDIPURO - Aksi pembakaran Polsek Candipuro menyisakan keprihatinan. Krisis kepercayaan terhadap kerja-kerja keamanan diwilayah itu ditengarai menjadi pemantik aksi gerakan massa yang berujung pada pembakaran dan pengrusakan Polsek Candipuro. Persoalan keamanan di Kecamatan Candipuro juga menjadi sorotan DPRD Lampung Selatan. Wakil Ketua I DPRD Lamsel Agus Sartono menegaskan bahwa keamanan bukan hanya menjadi PR bagi kepolisian namun juga Pemerintah Daerah. “ Leading sektornya memang kepolisian. Tetapi pemkab juga jangan hanya diam saja. Sebab Candipuro sejak dahulu memang zona merah ihwal kriminalitas, seharusnya bisa dicarikan solusi sebelum peristiwa pembakaran polsek itu benar-benar pecah,” kata Agus kepada Radar Lamsel. Legislator PAN kabupaten ini menilai salah satu solusi yang dapat ditempuh untuk menghambat laju aksi kriminalitas diwilayah itu antara lain; dengan menambah pos pantau polisi di tititik perbatasan. Selain itu Agus melihat jumlah personel kepolisian yang ada di Candipuro harus ditambah oleh Polda Lampung atau Polres Lamsel. “ Bangun pos pantau dan pasang personel. Jadikan ini pelajaran, sudah selayaknya Candipuro ditambah personel polisinya agar aksi pembegalan, perampokan tidak merajalela dan mengkhawatirkan warga. Ini semua terjadi mungkin karena warga sudah habis kesabaran, selalu jadi ladang bagi para pelaku kejahatan” pungkasnya. Sebagai wakil rakyat yang berangkat dari Dapil itu, Agus menuturkan bahwa aspirasi masyarakat agar polisi benar-benar menambah personel di Candipuro berlipat-lipat, diyakini sudah disanggupi Kapolda Lampung. “ Asapirasi itu sudah disampaikan warga melalui tokoh-tokoh. Kapolda sudah menyanggupinya dalam audiensi pasca pembakaran polsek. Mudah-mudahan tak hanya menambah personel saja tatapi juga membangun pos di titik rawan,” jelasnya. Unsur pimpinan parlemen kabupaten ini menambahkan peranan Pemkab Lamsel dalam persoalan ini harus tampak dimata publik. Ia menegaskan Bupati Lamsel harus benar-benar menyoroti darurat keamanan ini. “ Dibangunkan lagi ronda malam, berdayakan hansip dan linmas agar semua desa di Lamsel bisa aman. Hansip dan Linmas kalau bisa jangan hanya simbolis, ada saat acara-acara Pemkab atau desa saja,” tegasnya. Sementara, Wakil Ketua II DPRD Lamsel, Agus Sutanto mengatakan, rusaknya kantor Mapolsek, akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan, jika Bupati Lamsel akan menganggarkan pembenahan Mapolsek Candipuro, dirinya akan siap mengawal prosesnya. \"Kalau Mapolseknya terbakar, otomatis akan menganggu pelayanan masyarakat. Nanti, saya akan koordinasi dengan Bupati untuk segera menganggarkan pembangunan Mapolsek. Mudah-mudahan secepatnya akan terlaksana,\" ungkap Agus yang merupakan Dapil Candipuro ini, Rabu (19/5). Politisi asal Kecamatan Candipuro ini menambahkan, berdasarkan dari keterangan yang Ia terima, aksi pembakaran mapolsek tersebut merupakan sikap frustasi masyarakat atas maraknya aksi curanmor dan pembegalan di wilayah kecamatan mereka yang telah berlangsung sejak bertahun-tahun lamanya. \"Akumulasi atas kondisi yang selama ini dialami oleh masyarakat. Terakhir, dari beberapa hari menjelang puasa hingga beberapa hari setelah lebaran, tindakan begal dan rampok makin merajalela dengan melakukan aksinya di siang hari bolong dengan menggunakan senjata api rakitan. Bahkan salah satu warga terkena tembakan salah satu pelaku,\" imbuhnya. Politisi Partai Golkar ini menambahkan, jumlah personil polsek hanya 19 orang dengan jumlah penduduk sekitar kurang lebih 50 ribu warga. Artinya, 1 personil berbanding dengan 2.600 warga. \"Idealnya jumlah personil di Polsek Candipuro ini minimal sekitar 30 orang. Lebih, lebih baik. Karena jika dilihat potensi angka kriminalitas dan wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lampung Timur, wajar jika jumlah personil di polsek lebih banyak jika dibandingkan dengan polsek-polsek lainnya,\" harap Agus. Dengan penambahan personil, sambung dia, diharapkan intensitas patroli oleh personil polsek dapat ditingkatkan guna antisipasi mencegah terjadinya tindak kriminalitas. \"Kami di Dewan nanti pun akan mendorong pemkab untuk mengaktifkan kembali pos-pos ronda yang nantinya akan bersinergi dengan patroli dari aparat keamanan. Bagaimanapun juga, masalah keamanan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab aparat, namun menjadi tanggung jawab kita bersama,\" ucapnya. Terpisah, Kapolsek Candipuro Lamsel, AKP Ahmad Hazuan menjelaskan, kronologis pembakaran Mapolsek, saat itu, sekitar pukul 21.30WIB, Selasa (19/5), ada sekitar 20 orang datang ke Mapolsek untuk mempertanyakan sejauh mana kinerja Mapolsek Candipuro, dalam kaitannya mengungkap kasus begal dan perampokan. \"Jadi maraknya kasus begal ini, seperti Curanmor, perampokan dan pencurian. Masyarakat ingin tahu, kok para pelaku belum tertangkap. Masyarakat ingin membantu polisi mencari solusi apa yang ingin dilaksanakan untuk mengantisipasi terjadinya marak begal,\" ungkap Ahmad Hazuan. Warga yang datang ke Mapolsek, diterima oleh petugas piket. Namun ternyata, warga yang datang bukan hanya 20 orang, melainkan lebih dari 50 orang. Mereka berada di sekitar Mapolsek. \"Karena banyaknya warga yang datang, dikerumunan ada yang memprovokasi untuk membakar Mapolsek, kami sudah berusaha untuk menenangkan, tapi ada warga yang memecahkan kaca kantor dan membakar motor polisi yang terparkir didepan mapolsek,\" ucapnya. Ahmad melanjutkan, Dalam aksi ke mapolsek, tidak ada pemimpin aksi atau koordinator lapangan (Korlap), sehingga banyak warga yang berbuat anarkis, tidak dapat dikendalikan. \"Jadi, sekitar pukul 23.00WIB, warga mulai anarkis dengan memecahkan kaca dan membakar Mapolsek,\" bebernya. Menurutnya, ada beberapa barang yang rusak seperti kendaraan, gedung SPKT, Ruang Berkas, dan lainnya, sehingga Mapolsek mengalami kerugian sekitar Rp300 juta. \"Tadi juga dari Polda sudah turun. Kalau untuk para pelaku yang ditangkap, saat ini ditangani oleh Polres Lamsel,\" katanya. Sementara, Kapolres Lamsel membenarkan ada 8 orang yang diamankan dalam kasus dugaan pengrusakan Mapolsek Candipuro. \"Saat ini kami sedang mendalami kasusnya,\" singkatnya. Kapolda Lampung, Irjen Hendro Sugiatno mengaku belum mengetahui penyebab terjadinya masyarakat membakar Mapolsek Candipuro. \"Kita belum tahu penyebabnya apa. Kalau memang masyarakat protes tentang kinerja kepolisian, nanti akan kita tingkatkan lagi kinerjanya,\" katanya. Pantauan radarlampung.co.id, usai kehadiran kapolda Lampung Irjen Hendro Sugiatno, Kabid Propam Kombes Joas Feriko datang ke Mapolsek Candipuro. Ia bersama tim Provos memeriksa para personil Mapolsek. \"Ini pemeriksaan Internal, saya tidak bisa berkomentar, langsung saja ke Kapolda ya,\" singkatnya sambil berjalan menuju kendaraannya. (red)
Sumber: