Kedelai Impor Melejit, Produsen Tahu Menjerit
PENENGAHAN – Harga kedelai impor yang terus meroket membuat sejumlah produsen tahu di Dusun Sampang, Desa Kekiling, Kecamatan Penenghan harus memutar otak. Selain mengurangi jumlah produksi, sejak dua bulan belakangan para produsen di sentra pembuatan tahu Kecamatan Penengahan itu terpaksa mengurangi ukuran tahu agar tak merugi. Sriono (60) salah satu pengrajin tahu mengaku, selama dua bulan terakhir harga kedelai impor asal Amerika itu kian melambung. Sebelumnya harga kedelai masih diangkat Rp 8.000 per kilogram, namun saat ini kocek yang harus dikeluarkan untuk satu kilogram sudah diangka Rp 11.000. “Sudah mau tiga bulan ini harga kedelai impor dari Amerika terus naik. Sebelum bulan Ramadan, dari harga Rp 8.000, naik jadi Rp 9.000 dan sekarang harga sudah diangka Rp 11.000 per kilogramnya,” ujar Sriono memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di pabrik tahu miliknya, Selasa (8/6) kemarin. Sriono menjelaska, di Dusun Sampang ada sembilan pabrik tahu yang sudah beroprasi selama lebih dari 10 tahun. Dengan rata-rata memproduksi satu kwintal kedelai setiap hari. Namun dengan kenaikan harga kedelai impor ini para produsen tahu kini telah mengurangi jumlah produksi. “Saya sendiri sudah 40 tahun lebih sudah membuat tahu, dari kecil dan turun temurun. Kalau sebelum harga kedelai naik, minimal produksi satu kwintal kedelai. Tapi sekarang turun menjadi 50 kilogram. Bahkan kata dia beberapa produsen tahu terpaksa menghentikan produksi, kadang buat kadang enggak,” sambungnya. Hal sendan juga diutarakan oleh Sutri (45), meski harga kedelai terus melambung naik, namun ia tetap memproduksi tahu walaupun harus mengurangi jumlah produksinya. Bahkan ia juga terpaksa mengurangi ukuran tahu agar tidak merugi. “Harga kedelai terus naik, tapi harga jual tahunya enggak. Mau enggak mau kita harus kurangi ukuran tahu, supaya enggak merugi.Sampai saat ini saya juga terus produksi, untuk menyambung hidup,” pungkasnya. (vid)
Sumber: