Demam Tanaman Porang Rambah Lamsel

Demam Tanaman Porang Rambah Lamsel

UT Sidomulyo Porang Siapkan 200.000 Bibit

radarlamsel.com, SIDOMULYO - Demam tanaman porang mulai merambah para petani di Kabupaten Lampung Selatan. Mereka mulai membudidayakan bahkan mengembangkan tanaman yang dapat diolah menjadi bahan baku makanan mie shirataki yang banyak dikonsumsi diwilayah Asia Pasifik. Petani di Desa Budidaya Kecamatan Sidomulyo bahkan melakukan pembibitan tanaman porang sebelum ditanam di lahan-lahan pertanian. Pantauan Radar Lamsel, pembibitan itu terbilang berhasil. Sebab, meski dilakukan di musim kemarau pertumbuhan tanaman porang cukup baik lantaran dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian. Loso, petani porang dari Desa Budidaya mengungkapkan ia mulai melakukan pembibitan tanaman porang sejak Mei 2021 lalu. Saat ini, tanaman porang yang ia bibit sudah mencapai tinggi 50-80 cm. Menurutnya, bibit tersebut siap untuk ditanam di lahan pertanian pada musim hujan tahun ini yaitu sekitar November Desember 2021. \"Alhamdulilllah, bisa tumbuh subur, mas. Rencananya tanam dilahan pada musim hujan nanti. Umbi porang yang akan dihasilkan dari pembibitan ini diperkirakan seberat 1-2 ons per tanaman,\" ungkap Loso kepada Radar Lamsel, Minggu (1/8) kemarin. Pria berusia 47 tahun itu juga mengungkapkan, pembibitan tanaman porang yang dilakukan di Unit Tani Sidomulyo Porang itu sebanyak 200.000 bibit. Rencananya bibit-bibit itu akan ditanam dilahan pertanian seluas 5 hektar dengan asumsi per hektar ditanami sebanyak 40.000 bibit tanaman porang. \"Sekitar November-Desember 2021 nanti kita tanam dilahan pertanian. Mudah-mudahan tidak ada kendala dan mulai bisa dipanen pada Juni Juli 2022,\" harap Loso sambil menyiram tanaman porang miliknya. Loso juga mengungkapkan bahwa dirinya mulai beralih melakukan pengembangan budidaya dan pembibitan tanaman porang lantaran tergiur dari hasil pertanian tersebut yang cukup menjanjikan. Menurutnya, harga umbi produksi porang saat ini sangat stabil. Ia berharap hasil panen tanaman porang miliknya bisa mencapai 1,5-2 kilogram perbatang sehingga menghasilkan 70-80 ton per hektar. Saat ini harganya sekitar Rp 8.000 perkilogram. \"Jadi, kalau 70-80 ton bisa menghasilkan sekitar Rp 560-640 Juta. Semoga hasilnya bisa mencapai 80 ton mas,\" jelas Loso dengan antusias. Tak hanya menghasilkan umbi produksi. Tanaman porang, menurut Loso, juga bisa menghasilkan biji katak yang juga bisa dikembangkan. Dalam satu hektar luasan lahan yang ditanami 40.000 bibit porang diprediksi bisa menghasilkan 1 ton biji katak porang. Katak porang ini, kata Loso, juga bernilai ekonomis. \"Setiap satu kilogram katak itu dihargai sebesar Rp 300.000. Jadi, kalau satu ton kan bisa dapat juga uang dari katak sekitar Rp 300 Juta per satu hektar,\" papar Loso. Unit Tani Sidomulyo Porang, tambah Loso, juga membuka diri kepada para petani di Kabupaten Lampung Selatan yang ingin membudidayakan tanaman porang. Bahkan, ketika ditanya apakah para petani di Lamsel bisa mendapatkan bibit dari Unit Tani Sidomulyo Porang dia siap memfasilitasinya. Termasuk ia juga berharap Pemkab Lampung Selatan ikut andil dalam pengembangan tanaman porang yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi pertanian unggulan Indonesia. \"Kalau ada yang mau ya kita kasih. Datang saja ke UT Sidomulyo porang. Kita belajar bersama mengembangkan porang di Lampung Selatan,\" pungkas pria sederhana ini. (red) https://www.youtube.com/watch?v=tlDbBupL9xY

Sumber: