Petani Berharap Sumur Bor di Tengah Kekeringan
SRAGI – Ancaman kekeringan mulai menghantui lahan persawahan di Desa Kedaung, Kecamatan Sragi. Sejumlah lahan padi tadah hujan terancam mengalami puso akibat kekurangan pasokan air. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Desa Kedaung, Edi Kuswanto. Dimana selama tiga pekan terakhir ini petani di desanya mulai kesulitan untuk mendapatkan pasokan air. “Ya sudah tiga pekan ini petani di desa kita mulai kesulitan mendapatkan pasokan air. Sebab dalam tiga pekan terakhir tidak turun hujan,” kata Edi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Rabu (4/8) kemarin. Edi menjelaskan, sekitar 30 hektar lahan sawah tadah hujan di desa juga sudah terancam mengalami gagal panen, akibat petani tak memiliki sumber pasokan air alter natif. “Sawah di desa kita kan tadah hujan, suber air hanya mengandalkan air hujan. Sekitar 30 hektar lahan padi sudah mulai terancam gagal panen karena tidak ada pasokan air lagi,” sambungnya. Edi berharap kondisi ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk memberikan bantuan sarana pengairan sumur bor agar petani tak mengalami gagal panen pada musim gadu tahun ini. “Kalau mau dibangun irigasi tak mungkin, karena enggak ada sumber airnya. Harapan petani pemerintah bisa membangun sumur bor sebagai sumber air. Kasihan petani yang sudah keluar modal banyak dan merugi akibat kekeringan,” ucapnya. Ancaman kekeringan tak hanya dirasakan oleh petani Desa Kedaung saja. Prapto Sasmito (38) salah satu petani Desa Kuala Sekampung mengaku, saat ini petani di Kuala Sekampung juga merasakan ancaman kekeringan. Ia menjelaskan, pasokan air di jaringan irgasi sudah menipis. Sebagian besar petani mengandalkan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi. “Pasokan iar di irigasi sudah mengering, bahkan air asin sudah mulai masuk. Petani juga sudah mengandalkan sumur bor selama sepekan terakhir untuk memenuhi pasokan air,” pungkasnya. (vid)
Sumber: