Beras PPKM kok “Tengik”
PALAS – Kulitas bantuan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi keluhan sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Kalirejo, Kecamatan Palas. Beras 10 kilogram yang disalurkan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Lampung Selatan pada akhir Juli lalu itu memiliki kualitas rendah. Salah satu KPM Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang menerima bantuan beras PPKM menjelaskan, kondisi beras yang diterima dari Bulog itu telah menguning. “Di lihat dari fisiknya, bulir beras banyak yang sudah menguning. Selain itu banyak debunya, bekas beras yang telah hancur,” kata nara sumber yang enggan menyebutkan idetitasnya itu, Kamis (5/8) terangnya. Tak hanya itu saja, setelah dimasak beras bantuan di masa PPKM itu juga memiliki aroma tengik. Seperti memasak beras yang ditelah lama disimpan. “Biasanya kalau berasnya bagus aromanya itu harum. Tapi beras PPKM ini baunya nggak enak, kalau kata orang jawa penguk,” sambungnya. Keluhan lain juga datang dari WD (44), ia menjelaskan beras yang diterima keluarganya itu juga memiliki kualitas buruk. Bahkan kata dia, beras untuk KPM Program Keluarga Harapann (KPM) itu hingga saat ini tak dimasak. “Istri saya KPM PKH juga menerima bantuan beras PPKM. Tapi Rasanya itu gimana ya, kalau mau dimakan. Baunya gak enak dan nasinya cepat keras. Sekarang enggak dimasak lagi sama istri saya,” jelasnya. Sementara itu Kepala Desa Kalirejo Budiono menjelaskan, beras bantuan PPKM tersebut disalurkan pada 31 Juli lalu. Pihaknya pun tak mengetahui kualitas beras bantuan pemerintah pusat yang disalurkan melalui Bulog Lampung Selatan itu. “Kami enggak tahu kualitas berasnya medium atau premium. Dikemasanya juga tak kami perhatikan pada saat pembagian, tapi di kemasannya ada stiker beras bantuan PPKM,” ungkap Budiono. Hal senada juga diutarakan oleh Koordinator Pendamping PKH Kecamatan Palas Doni Kurniawan. Ia menjelaskan, di Kecamatan Palas ada 3.581 KPM PKH yang menerima bantuan beras PPKM. Beras tersebut, merupakan beras cadangan pemerintah (BCP) yang disalurkan melalui Bulog. Meski begitu, keluhan buruknya kualitas itu baru datang dari Desa Kalirejo saja. “Kami juga enggak tahu kualitasnya, sebab pendamping hanya membagikan saja. Yang mengeluhkan, hanya dari Desa Kalirejo saja. Mungkin itu beras stok lama. Ya harapan kami ini juga menjadi perhatian Bulog untuk memperbaiki kualitas bersanya,” ucapnya. (vid)
Sumber: